Kehidupan seseorang baiknya memiliki suatu tujuan agar dia dapat berjalan pada koridor yang telah di rencanakan. Tentunya dalam meraih tujuan hidup kita harus memiliki semangat agar terus mengupayakan tujuan tersebut tanpa lelah. Yah bisa dibilang “Biar raga ini lelah, namun jiwa ini pantang menyerah”. Nah ada juga yang disebut ambisi dalam meraih suatu tujuan hidup. Namun penggunaan kata ambisi biasanya identik dengan suatu hal yang negatif, padahal sebenarnya ada juga aspek positif ambisi.
“Hidup tanpa ambisi ibarat kapal berlayar tanpa tahu dimana pelabuhannya”. Jadi memiliki ambisi penting dalam hidup, dengan begitu seseorang akan fokus dalam melakukan setiap usahanya serta mampu menikmati setiap moment kehidupan. Sehingga tantangan hidup tidak menjadi penghalang tetapi menjadi sebuah tangga dan pintu kesuksessan.
Tetapi, jika sebuah ambisi itu tidak dikelola secara positif maka bisa menghancurkan dan membutakan mata hati. Seseorang akan cendrung lupa dan mengabaikan orang disekitarnya, bahkan dapat memicu sebuah permusuhan. Hal ini bisa terjadi karena seseorang yang terlalu fokus terhadap tujuannya sehingga memakasan diri dengan cara apapun untuk mendapatkannya termasuk dengan sebuah kecurangan. Ambisi dalam konteks ini menjadi virus penghancur kreatifitas dan kebersamaan.
Dimana ada tujuan akhir disitu harus ada ambisi positif dan kerinduan hati nurani. Sebagai manusia tentunya kita memiliki keinginan untuk lebih baik lagi, misalnya ingin naik jabatan dan mendapatkan gaji lebih banyak daripada saat ini maka yang harus dilakukan adalah bekerja sebaik mungkin dengan menunjukkan prestasi di tempat kerja tanpa menjatuhkan rekan kerja.
Selain dengan usaha, sebagai manusia beragama maka yang bisa kita lakukan adalah dengan meminta pada Tuhan Yang Maha Esa. Bagi seorang muslim mungkin dengan memperbaiki yang wajib dan menmbah yang sunah seperti sholat tepat waktu dan bangun disepertiga malam untuk menjalankan sholat tahajut dan berdoa meminta untuk dilancarkan setiap usaha mencapai tujuan hidup yang baik.
ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Berdoalah kepadaKu, Aku akan kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang yang menyombongkan diri karena enggan beribadah kepada-Ku, akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan hina dina” (QS. Ghafir: 60)
Selain itu selalu postive thinking, karena Tuhan juga mengabulkan sangkaan hamba-Nya. Seperti yang disampaikan berikut.
Artinya: Aku menuruti prasangka hambaku terhadapKu, maka silahkan untuk berprasangka sesuai apa yang dikehendaki. (Ad-Darimi)
Mark Twain katakan: “Jauhkan dirimu dari mereka yang membuatmu ciut dengan ambisimu. Orang yang berjiwa kecil akan selalu demikian, tetapi mereka yang berjiwa besar akan selalu membuatmu juga percaya bahwa andapun bisa menjadi besar”.
Bill Bradley katakan: “Ambisi adalah langkah awal kesuksesan”. Lain lagi yang dikatakan Yoshida Kenko. “Ambisi tidak pernah kenal kata akhir/selesai.
F. Hawes pernah meyakinkan para kaum mudah bahwa, ketika cita-citamu anda gantungkan setinggi langit, meski anda tidak bisa menggapi cita-cita itu, tetapi panah hati dan tenagamu akan terbang jauh dan setinggi itu”.