Personal

Pengalaman Pertama Ikut Takbir Keliling

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabbarakatuh

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar… suara takbir menggema di seluruh penjur negeri tanggal 16 Juli kemarin. Meskipun belum ada pengumumang hilal tentang jatuhnya 1 Syawal di tanggal berapa, namun sepertinya tahun ini seluruh masyarakat Indonesia terutama organisasi Islam banyak yang sepakat bahwa 1 Syawal jatuh tanggal 17 Juli 2015. Yah sebagai antau (anak rantau) aku pun pulang ke kota kelahiran tercinta, Surabaya untuk merayakan Idhul Fitri. Dan tahun ini untuk pertama kalinya aku merayakan malam takbiran di rumah Om ku yang ada di ds Petiken – Gresik, sebenernya dekat dengan rumahku yang ada di Perumnas Kota Baru Driyorejo namun suasana disini jauuuuuh berbeda *alay deh.

Biasanya tiap sore anak-anak maupun orang tua sibuk menyiapkan hidangan untuk berbuka puasa. Namun khusus di hari terakhir puasa itu, bukannya menyiapkan hidangan buka puasa yang paling special, mereka malah sibuk menggunting, menempel, dan mewarnai seperti membuat prakarya di mushalah masing-masing. Hal ini lantaran malam harinya akan dilakukan lomba kirab takbir keliling antar mushalah. Bisa dibanyangkan bagaimana antusiasnya semua warga terutama Remus (Remaja Mushalah) dalam menyiapkan berbagai perlengkapan kirab.

Adzan maghrib pun tiba, semua anak bergembira karena puasa Ramadhan tlah selesai dilakukan dengan baik, apalagi perlengkapan pawai pun telah selesai disiapkan. Namun ada sedikit rasa was-was karena panitia mengumumkan bahwa pelaksanaan pawai menunggu keputusan sidang Isbat dalam menentukan tanggal 1 Syawal. Namun sekitar pukul 19.00 Bapak Lukman Hakim sebagai Menteri Agama mengumumkan bahwa 1 Syawal 1436 jatuh pada 17 Juli 2015. Dari situ panitia mengumumkan bahwa kirab takbir keliling akan dilaksanakan pada ba’da shalat isya’.

Kirab Takbir pun berjalan lancar dan meriah. Banyak kreasi yang ditampilkan dalam kirab kali ini. Mulai yang sederhana dengan membawa obor dan bedug yang didorong, hingga membuat masjid dari kertas semen dengan ukuran besar dan diarak menggunakan pickup. Dandanan peserta pun beragam ada yang menggunakan sorban hingga menjadi unta. Dan yang tak ketinggalan adalah deretan peserta sepeda hias dengan yang dimeriahkan oleh adik-adik kecil yang berusia sekitar 5-10 tahun.

Ternyata bukan hanya kirab takbir keliling namun ditengah perjalanan kami dihentikan panitia untuk dibagikan kupon. Kupon ini diundi di Masjid Nurul Huda yang merupakan finish dari takbir keliling kali ini. Satu per satu nomor undian dibacakan. Semua berharap mendapatkan hadiah yang disediakan Panitia. Alhamdulillah berkat swadaya jamaah mushalah sekitar dan donatur terkumpul beberapa hadiah yang mampu memeriahkan acara ini, mulai dari sembako, panci, setrika, sepeda, handphone, hingga kulkas atau lemari es sebagai hadiah utamanya.

Tak lupa gema takbir dan suara petasan yang menghasilkan pemandangan yang indah dilangit menghiasi acara tersebut. Sungguh pengalaman yang luar biasa bagiku yang tidak pernah ikut dalam acara takbir keliling seperti ini. Rasa kekeluargaan pun sangat terasa, kemeriahan sederhana berbalut ibadah dan silahturahmi membuat acara ini benar-benar mengesankan bagiku, apalagi ini pengalaman pertamaku. Tapi sayang pada saat jalannya acara, handphoneku sedang mati jadi aku menggunakan handphone Paman untuk mengabadikan moment ini namun aku lupa belum memindahkannya ke handphone ku jadi aku tidak bisa memberikan ilustrasi kemeriahannya secara gambar di tulisan ini. Tapi insya Allah akan tergambar jelas di memoriku ^_^

Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarrakatu

Leave a Reply

%d bloggers like this: