Kemarin sempet geregetan dengan seorang teman yang mengunggah status di hari minggu kalau dia harus bekerja alias lembur padahal di hari sebelumnya, Sabtu dia juga mengunggah status di facebook bahwa dia juga masuk kerja. Di hari minggu sore dia kembali menggunggah foto status dengan caption “wajah anak pabrik.. wajah lembur, senang-seneng-senep”
Oh My God,,,, Well temenku itu perempuan loh… dia kerja 7 hari dalam seminggu, Dan bukan hanya kali ini beberapa kali dia juga keja setiap hari tanpa jeda sama sekali… prok prok prok hebat.. tapi dari captionnya dia sebenernya antara bahagia dan susah “senang-seneng-senep”… ya yailah seneng kan artinya gajinya nanti akan lebih besar tapi susah juga.. ya iyalah kerja 7 hari dalam seminggu tentu sangat menguras tenaga dan fikiran…
Bingung, miris, geregetan campur-campur lah yang aku rasain ngeliat dia segitunya dalam bekerja… Tujuannya apa? ingin mendapatkn gaji yang lebih banyak? kenapa ga memulai usaha kecil-kecilan sendiri disamping pekerjaan rutin? ingin naik jenjang karir? kenapa ga berorientasi bahwa ibu rumah tangga adalah karir sesungguhnya bagi perempuan syukur-syukur sembari menjadi pengusaha alias bekerja dari rumah.
Gegara ini aku langsung ke inget share dari group whatsapp dari temen tentan 7 alasan untuk pulang kantor tepat pada waktunya yang ternyata sumbernya dari hipwee.com berikut rinciannya
Pulang kantorlah tepat pada waktunya.
Meski teman kerja masih di kantor, pulang saja kalau memang sudah waktunya. Tak perlu tak enak hati karena itu hakmu pribadi
Sejatinya pulang kerja tepat pada waktunya adalah hak pribadi setiap pekerja. Kamu tak perlu sungkan pulang lebih dulu daripada teman kerjamu lainnya. Untuk terbiasa dengan pola kerja yang menyehatkan ini, kamu bisa membiasakannya sedini mungkin. Bahkan, kamu bisa memulainya dari hari pertama bekerja. Hilangkan rasa sungkan dan ragu, yakinilah bahwa hal ini yang akan membuatmu hidupmu memiliki porsi yang seimbang.
Kamu boleh mencintai pekerjaanmu, tapi ingat jangan jatuh cinta pada perusahaan tempatmu bekerja.
Love your job but don’t love your company, because you may not know when your company stops loving you.”
– Dr. APJ Abdul Kalam
Mencintai pekerjaan tentu sah-sah saja, karena dengan begitu beban pekerjaanmu justru makin terasa ringan. Mencintai apa yang kamu kerjakan juga membuatmu merasa lebih dapat menikmati hidup. Namun, tentu saja kamu harus mampu memilah antara cinta dengan pekerjaan dan cinta dengan perusahaan.
Jatuh cinta pada perusahaan tempatmu bekerja membuatmu mau melakukan apapun yang disodorkan oleh atasan. Kamu bersedia menggadaikan waktu berhargamu hanya demi menggeluti beban pekerjaan yang tak masuk akal. Bahkan, kamu juga menelan mentah-mentah kebijakan perusahaan yang sebenarnya merugikan. Ingat bahwa kamu tak harus memanjakan perusahaan meskipun kamu jatuh cinta pada pekerjaanmu. Karena kamu tak akan tahu sampai kapan perusahaan masih membutuhkan tenagamu.
Hidup jadi bermakna karena banyak unsur di dalamnya. Apakah hidupmu akan sama kayanya jika kamu terlalu tenggelam dalam pekerjaan?
Bekerja merupakan bagian dari kehidupan sebagai manusia dewasa. Namun, tentu saja selain bekerja kamu memiliki porsi kehidupan lainnya. Ada waktu untuk menyenangkan dirimu sendiri, waktu untuk berkumpul bersama dengan keluarga, bercengkerama bersama kawan, hingga menghabiskan waktu bersama kekasih.
Jangan hanya karena menggilai pekerjaanmu yang sekarang kamu justru memangkas waktu untuk kehidupan pribadimu. Kebiasaan pulang terlambat hanya akan membuat kegiatanmu setelah jam kantor terasa tak bermakna. Hal ini karena tenagamu sudah tersedot habis di tempat kerja dan kamu hanya tinggal membawa rasa lelah saat pulang ke rumah.
Selama ini kamu tidak disekolahkan hanya untuk menjadi mesin. Kamu tetaplah manusia yang punya kehidupan di sela-sela kesibukan.
Setelah selesai menyelesaikan pendidikan, kamu memang wajib bekerja demi menyambung hidup. Selain itu, bekerja juga merupakan penanda bahwa kamu memang telah siap memasuki usia dewasa. Namun, kamu tentu harus mengingat bahwa kamu tak dibentuk sebagai robot untuk menjalani rutinitas harian. Jangan jadikan rutinitas bekerja sebagai jebakan yang akan membelenggumu dengan beban kerja yang tak ada habisnya. Di sela-sela kesibukan, kamu masih memiliki waktu berharga yang bisa digunakan untuk menikmati hidup.
Sekian puluh ribu orang terindikasi jadi jomblo karena bekerja >8 jam per hari. Kamu gak mau ‘kan masuk ke dalam golongan ini?
Durasi normal untuk bekerja selama satu hari adalah 8 jam. Selebihnya sisa waktu yang kamu miliki harus digunakan untuk menjalani kehidupan pribadi. Karena terjebak dengan kesibukan kantor lebih dari 8 jam perhari tanpa disadari akan memperlemah kehidupan sosialmu.
Tak hanya kemampuan bersosialisasi yang kemudian tumpul karena jarang bercengkerama bersama kawan, kehidupan asmaramu juga bisa terganggu. Apabila kamu sudah memiliki pasangan, tak jarang kalian akan sering bertengkar karena dia merasa diabaikan. Dan bagi kamu yang masih lajang hingga sekarang, kamu makin tak ada waktu untuk memperhatikan hubungan asmaramu. Bukankah kamu tak mau terjebak dalam pola hidup yang tak sehat ini?
Banyak orang pulang malam bukan karena rajin bekerja, namun tak bisa saja me-manage waktunya.
Perlu dijadikan catatan bahwa mereka yang selalu pulang terlambat dari tempat kerja tak selalu berarti rajin. Bisa saja, mereka hanya gagal mengatur waktunya demi menyelesaikan tugas yang dibebankan pada mereka. Saat harusnya fokus kerja, mereka terlalu banyak bercanda; ketika duduk di laptop, justru Facebookan sampai berjam-jam. Ini pun berimbas pada molornya jam pulang mereka dari kantor.
Tak ada orang yang perlu bangga jika harus menolak ajakan bertemu teman atau keluarga dengan alasan lembur atau pulang malam. Jika ini mencerminkan pribadi yang gagal dalam me-manage waktu, apa yang bisa dibanggakan?
Kamu bekerja keras demi mengulas senyum orangtua. Tapi senyum mereka akan memudar jika kamu sibuk di kantor saja.
Di usia muda ini kamu bekerja masih hanya untuk dirimu sendiri. Selain kebutuhanmu yang harus dipenuhi, kamu juga bekerja demi membanggakan orangtua. Menyisihkan sedikit uang untuk ayah dan ibu sebagai persembahan atas jerih payah mereka membesarkanmu.
Dengan bekerja, kamu juga mengukir senyum di paras orangtua. Karena inilah pembuktian kepada mereka bahwa kamu bisa berdiri di atas kaki sendiri. Namun, tahukah kamu, senyum mereka akan memudar ketika menyadari waktumu tersedot habis pada pekerjaan saja. Usia mereka sudah semakin senja dan waktu luangmu bersama mereka lebih berharga dari apapun juga.
Pekerja yang selalu pulang tepat waktu memiliki sifat yang efisien, memiliki kehidupan sosial yang seimbang, dan memiliki waktu yang berkualitas bersama keluarga. Kini, bersediakah kamu merapikan meja kerja dan beranjak pulang tepat pada waktunya?
Bagiku, Jangan pernah memaksakan diri daripada setengah hati, kita sekolah tingi bukan hanya untuk bekerja dan memperkaya diri, adakalanya ilmu yang kita peroleh diamalkan kepada orang lain atau lebih baik membuat sendiri lapangan pekerjaan yang berguna bagi orang lain. Apalagi untuk kita yang masih muda, hidup bukan hanya sekotak meja kerja. Lebih baik mengembangkan kualitas diri atau cukup isi hari liburmu dengan istirahat demi menjaga kesehatan.. Tanpamu perusahaan tak akan merugi adanya keluarga dan temanmu yang akan bersedih hati. Dan menjadi ibu cerdas dalam rumah tangga yang sakina mawadah warahma adalah sebaik baiknya profesi untukmu ukhti…
Dedicate to my friend… Ratria… I love you…
Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarrakatu