Personal

8 Hari Terakhir di Bumi

Pernah gak sih berfikir gimana rasanya menjalani 8 terakhir di Bumi ? dengan kata lain 8 hari sebelum kita mati ? Meski menakutkan untuk dibayangkan namun dengan mengingat kematian, kita bisa lebih “benar” dalam menjalani hidup sehingga siap ketika menghadapi Sakaratul Maut. Karena “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati” (QS. Al-Imran : 185).

Sejatinya kapan terjadinya kematian memang rahasia Sang Pencipta, namun tak ada salahnya mencoba menyiapkan diri jika kematian itu tiba, toh tidak ada yang bisa menghindari takdir yang satu ini. “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa’: 78). Dan jika ditanya 8 Hari Terakhir di Bumi, Mirna mau ngapain???

Hari ke 1

Membayar Hutang

Biar lebih ringan dalam menjalani hari berikutnya alangkah lebih baiknya segala macam tanggungan yang ada segera ditunaikan, baik itu hutang uang maupun janji melakukan sesuatu untuk seseorang atau pun zakat yang sempat terlewat.

Kalau bayar hutang dan zakat mungkin sebisa mungkin tidak terlewat dilakukan, yang susah adalah janji. Ingat loh janji adalah hutang. Misal janji jadi istri yang nurut sama suami, jadi harus mulai nurut terus sama suami. Atau janji mengajak anak main di taman, berusaha segera menepatinya selagi kita. Meski ringan namun janji sperti ini mudah terlupakan.

Hari ke 2

Open Sale

Yah semua barang-barang kita seperti baju, buku, tas, sepatu dan lainnya yang masih bisa digunakan mulai disumbang-sumbangkan kepada siapapun yang mau menerimanya, syukur-syukur bisa diterima oleh orang yang benar-benar membutuhkan. Sehingga mampu memberi manfaat kepada mereka.

Mudahnya sih tinggal dateng ke panti asuhan atau panti sosial dimana barang-barang kita lebih dibutuhkan oleh mereka. Namun diberikan kepada keluarga dekat juga perlu karena bukan cuma bermanfaat tapi juga sebagai pengingat bahwa pernah ada kita di kehidupan mereka..

Pokoknya Open Sale until Free deh untuk semua agar nanti tidak ditanya “Apa funginya kamu beli barang A, B, C ?” Kalau pada akhirnya tidak terpakai yang mengisyaratkan kita berfoya-foya atas rizky yang diterima, Naudzubilla.

Hari ke 3

Say Sorry, Thank you and Good Bye

Mulai bersilahturahmi mengucapkan terima kasih dan meminta maaf kepada semua orang terutama keluarga dekat, seperti orang tua, suami/istri, teman-teman dan lainnya.Terima kasih atas semua kebaikan, bantuan, dan lainnya. Meminta maaf atas segala khilaf karena sebagai manusia mudah sekali terpancing melakukan khilaf sehingga menyakiti orang lain.

Dan tak lupa karena sekarang sudah jamannya social media, jadi jangan lupa juga minta maaf kepada teman-teman yang ada di path, facebook, twitter, dan lainnya. Kalau bisa akun social medianya di tutup atau dihapus supaya tidak dijadikan hal-hal yang buruk oleh orang yang tak bertanggung jawab.

Membuat posting perpisahan di blog namun tidak menghapusnya melainkan menyerahkan kepada orang yang dipercaya mengelolalnya, mengutip perkataan Pramodya Ananta Toer “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”. Makanya mulai sekarang berusaha untuk menulis yang bermanfaat sehingga meskipun telah tiada namun dengan adanya blog ini membuatku tetap bermanfaat bagi sesama.

Hari ke 4

Mensucikan Harta

Mulai bersedekah, salah satu cara memperbanyak amal sholeh untuk mensucikan harta kita. Hal ini juga membuat harta yang telah dititipkan oleh Allah semakin berkah. Sehingga nikmat yang akan dicabut untuk selamanya bisa dinikmati oleh orang-orang yang membutuhkan. Toh harta tidak akan dibawa mati, justru bisa menjadi ancama jika harta tidak bisa dipertanggung jawabkan untuk kemaslahatan umat, hanya dipakai diri sendiri, Naudzubillah

Hari ke 5 ~ Hari H

Ready to Leave with Khusnul Khatima

Setelah semua urusan Hablul Minan Nas nya selesai makan selanjutnya semakin memperbaiki Hablul Minallah. Berusaha beribadah sebaik-baiknya seperti sholat tepat waktu dan berjamaah, membaca Al-Qur’an, Berdoa memohon ampun atas segala dosa yang pernah dilakukan, puasa dan mengurangi makan sehingga saat hari H tubuh kita mudah dibersihkan ketika dimandikan dan ringan saat diangkat ke liang lahat.

Ibadah tersebut terus menerus dilakukan di sekitar orang-orang yang disayang.  Hal ini juga berguna agar keluarga mampu mengikhlaskan ketika hari itu benar-benar tiba sehingga kita bisa tenang ketika menghadapinya.

Dan memperbanyak membaca talqin, “ La ilaha illallah.” – Tiada Tuhan, selain Allah. Jika masih sanggup baiknya bersyahadat lengkap.

”Barangsiapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah ‘lailaha illallah’, maka dia akan masuk surga” (HR. Abu Daud. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih no. 1621).

Well, begitulah kurang lebih menyiapkan 8 hari sebelum meninggalkan bumi. Semakin mengingat hal-hal pemutus nikmat, yaitu kematian. Harapannya kita semakin termotivasi untuk memperbanyak amal shaleh dan berwasiat yang baik dengan niatan ikhlas dalam menjalankan kehidupan di dunia. Karena sesungguhnya datangnya kematian yang mendadak dan tidak dapat dihindari, dengan bersiap sedari dini membuat kita mampu menghadapi. Menjalani proses sakaratul maut dengan tenang dan bisa menjadi umat yang Khusnul Khatima. Aamiin Ya Rabbal A’lamin

Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarrakatu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *