Sebagai anak tunggal yang ditinggal meninggal ayahnya sejak bayi maka peran bunda sangat penting dari segala aspek terhadapku. Bunda membesarkanku, memberikanku pendidikan terbaik, dan tentunya menyayangiku. Apapun dikerjakan bunda demi membayar sekolah yang bisa dibilang tidak murah.
Meski hidup sederhana namun Bunda tahu pendidikan yang terbaik bagiku, sejak taman kanak-kanak aku sudah di masukkan ke sekolah terbaik bahkan teman sepermaianan di rumahku tidak ada yang sekolah disitu. Masuk Sekolah Dasar pun demikian, aku di masukkan sekolah favorit yang terkenal bayarnya mahal meskipun negeri, belum lagi buku bahan pelajarannya yang harus dibeli dengan kriteria dari penerbit semacam Erlangga, Grafindo dan lainnya, berbeda dengan sekolah lain di kala itu yang masih bisa dipinjamkan dari perpustakaan.
Selain itu, aku adalah anak yang banyak tingkah, dan sekolahku memfasilitasinya dengan mengadakan ekstra kulikuler yang hampir semua aku ikuti mulai dari paduan suara, gamelan, drama, puisi, banyak banget lah kegiatanku dari kecil, emang pada dasarnya aku orang yang gak mau diem. Dan itu perlu biaya karena harus beli perlengkapan, seragam, dan bayar pengajar soalnya aku juga ikut sanggar seni waktu itu.
Gimana Bunda bayar ? Sungguh Bunda pontang-panting waktu itu, mulai kerja di toko, disambi jual makanan, dan bunda juga menerima orderan payet (pasang monte). Capek? iya, pake banget. Karena aku sering butuh pengeluaran yang mendadak dengan jumlah banyak. Untungnya Allah itu Maha Tahu, usaha tidak akan membohongi hasil, aku selalu mendapat beasiswa dari sekolah dasar hingga kuliah. Belum lagi anugerah lain seperti bakat yang menghasilkan mulai dari dipanggil untuk membaca puisi, menyanyi dan menulis.
Berdasarkan pengalaman seperti itu aku tidak ingin pendidikan anakku kelak tidak terencana dengan baik. Mungkin Bunda sudah tahu sekolah mana yang bagus untukku namun beliau tidak merencanakan dana yang kemungkinan akan dihabiskan untuk itu. Aku pun demikian, saat ini mungkin sudah banyak informasi tersebar di internet tentang sekolah terbaik, tempat les terbaik, dan lainnya. Namun sudahkah aku merencanakan dari segi keuangan? belum, banyak perusahaan yang sudah memberikan tunjangan melahirkan untuk pegawainya namun tidak untuk pendidikan anaknya. Untuk itu aku perlu mempersiapkannya dari sekarang!
Kebetulan aku mendapat undangan acara blogger, Talkshow tentang “Persiapan Pendidikan Anak Menghadapi Persaingan Global” yang dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 28 Juli lalu di Hong Kong Cafe daerah Thamrin samping Sarinah. Acara ini di gagas oleh Asuransi Jiwasraya bekerja sama dengan Kumpulan Emak Blogger (KEB). Menghadirkan pembicara Bapak Guntur sebagai perwakilan Jiwasraya, Mbak Lizzi selaku Psikolog, serta Mak Mira Sahid, ibu dari 2 orang anak yang merupakan founder KEB.
Acara dimulai sekitar jam 13.00 setelah sebelumnya makan siang dulu di cafe cozy ini. MC cantik membuka acara dengan melemparkan kuis yang berkaitan dengan topik yang akan dibicarakan siang itu. Wah acara belajar gini dibuka dengan kuis, seru banget belum apa-apa udah dapet hadiah dulu. Tak lama dari itu Mbak Lizzi dan Mak Mira maju kedepan untuk memulai sharing ilmunya.
Sebagai pembuka, Mak Mira bercerita bagaimana dia berperan sebagai ibu yang telah memiliki 2 anak yang beranjak remaja, dia masih gamang bagaimana dengan masa depan anaknya, akan diarahkan untuk jadi apa karena sedari kecil sudah mengikuti beberapa les sebagai pendamping pendidikan formal yang memang penting. Tapi sering gonta-ganti, bosan katanya, padahal putrinya sudah mulai remaja jadi perlu lebih untuk diarahkan.
Tanpa basa basi, Mbak Lizzi langsung menjawab sekaligus menjelaskan lebih lengkap dengan materi yang dibawakan yaitu pengenalan bakat dan minat anak berdasarkan 8 Kecerdasan Majemuk. Karena semua anak itu cerdas, yang perlu dilakukan mengenalinya lebih awal lalu diasah seperti pisau agar lebih tajam dan mampu di kembangkan untuk bersaing di secara global.
Masing-masing kecerdasan memiliki parenting tips dan profesi berbeda untuk masa depannya. Dan tidak menutup kemungkinan jika anak memiliki beberapa kecerdasan dalam dirinya, bisa seimbang namun biasanya ada satu yang menonjol. Nah itulah yang harus dikembangkan karena merupakan potensi besar untuk mewujudkan profesi impiannya.
Nah bagaimana orang tua mewujudkan cita-cita anak ?
- Mengidentifikasi dan mengenali potensi anak : bisa dilakukan dengan cara psikotes, tes sidik jari, dan lainnya, syukur kalau anak sudah mengeluarkan minatnya secara alami sehingga mudah dikenali.
- Mengarahkan dan Membina : dilakukan dengan memberi pendidikan yang tepat serta diikutsertakan les atau kursus untuk mendukung bakatnya. Termasuk membelikan keperluan yang dibutuhkan seperti alat musik jika dia memiliki kecerdasan musikal dan lainnya.
- Memotivasi : peran penting orang tua tidak melulu mampu membayar pendidikan bagi anak namun juga memotivasinya, memberikan dukungan moral kepada anak untuk mencapai cita-citanya, salah satu caranya bisa dilakukan dengan membacakan biografi tokoh penting untuk anak.
Di poin ke 2, Mengarahkan dan Membina, disitu dibutuhkan lembaga khusus baik itu formal dan non formal yang berperan untuk membimbing anak untuk mencapai prestasi yang diinginkan. Nah, diperlukan biaya untuk mewujudkan itu semua. itu yang perlu disiapkan melalui dana pendidikan.
Semoga bermanfaat ya ^_^
Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarrakatu.