Personal, Young Married

Resign and Back to Business

Hello October !! I have new chapter in my life…

Jujur, nulis judulnya digonta ganti sampe akhirnya pakai judul yang saat ini… Banyak hal yang ada dipikiranku mengenai keputusan suamiku untuk resign dari pekerjaan. Banyak hal yang bisa diangkat dari sudut pandangku mengenai hal itu.

Suami Resign.. apa hal pertama kamu pikirkan ? Oh mungkin dia mau cari kerja di tempat lain atau dapat tawaran kerja di tempat yang lebih prestisius. Secara dia masih dalam usia produktif pasti punya harapan untuk bekerja di tempat yang lebih menantang. Ternyata saya keliru. Tak satupun lamaran dia kirimkan untuk perusahaan lain, tak satu pun tawaran pekerjaan yang datang untuknya.

Dia ingin bekerja sebagai freelancer dan menikmati kerja tanpa tekanan dengan berkarya dirumah.

“ketika bekerja cuma pakai kolor, cape dikit bisa langsung ndlosor, ngantuk bisa langsung molor, gak ada persaingan absurd saling sikut, gak ada hentakan lantang yang bikin hati kiyut, semua tetap bisa dilakukan dalam kondisi smooth”

Kaget ? gak juga..

i know him, i know when i meet him at the first time, i know when he drop out from my campus, i know when he got silver medals for Indonesia in ASC (after DO), i know when he try to make my parents believe to marry me. He is unique, out of the box, and fighter. he can not stay cool in cubicle to work. he need feel free to make some big things… like cigarette campaign in the television which talk about freedom. 

Tapi… Yah ada tapinya…Ko jadinya ada yang ganjil ya di hati..

Oke lah mau usaha aja, tapi kan ya gak bisa sekonyong-konyong menghasilkan,  butuh proses yang susah susah gampang, meskipun usaha di bidang ini bukan pertama kali dia jalani karena sembari ngantor dulu pun dia juga sudah menekuni usaha ini tapi tetep was-was lantaran penghasilan yang bisanya tetap sebulan ada gaji kali ini diganti dengan penghasilan yang didapat dari project by project.

Belum lagi, apa kata tetangga ? Sebagai pasangan yang dulunya sama-sama kerja , pasti kelihatan banget ketimpangannya, yang biasanya jarang dirumah karena kerja jadinya ada salah satu yang sering dirumah. Dari dulu kami tetep suka bergaul dengan tetangga, dari sekedar sapa dan nongkrong ala ibu ibu dan bapak bapak sampai bikin acara bakar-bakar bareng. Mereka suka bilang, “Ko jarang kelihatan,,, pulang malem terus sih ya..” Nah pasti habis ini ganti jadi “ko dirumah terus, udah gak kerja ya” ,,, ituloh anggapan orang kalau dirumah itu artinya gak kerja.. Hiks.

Hari ini aja, hari ke 3 suami gak kerja tetangga sudah ada yang nanya, “tumben Om belum berangkat kerja?”, sapa tetangga depan rumah. Kami cuma tersenyum hihihi…

Lalu, gimana dengan komentar temen kantor… “Ko suamimu dirumah sih kan sedangkan kamu kerja di kantor”… ?

Aku menyiapkan kegundahan hati ku sejak 3 bulan lalu ketika suami sudah memberi tahukan niat, kadang mengiyakan kadang juga bilang jangan, labil memang… tapi setelah mendekati eksekusi akhirnya aku memilih untuk mendukung keputusan suami.

Dalam rangka menghilangkan ganjalan hati, aku berusaha untuk positif thinking dan lebih mengerti rencana-rencana suami kedepannya.  Komentar dan omongan memang selalu datang, tapi diambil positifnya saja bahwa mereka perhatian, berusaha gak terlalu ambil pusing.

Terus anggapan suami kerja di rumah sedangkan istri di kantor, aku akan baik-baik menjelaskan bahwa untuk saat ini aku lebih suka bekerja di kantor, lebih senang aja ketemu banyak orang, tapi sebenernya memang sudah ada kepikiran untuk menjadi freelancer kedepannya, mulai memikirkan bisnis apa yang cocok aku jalankan selain menjadi blogger, penulis buku mungkin.

Untuk keuangan, aku mulai mengatur skema keuangan baru mungkin dilain kesempatan aku akan sharing bagaimana mengelola keuangan bagi freelancer. soalnya aku juga masih try and error.. Yang jelas 3 bulan menjelang resign aku nabung 2 kali lipat dari sebelumnya… Yup secara jumlah 2 kali lipat aku tabungin.

Dan perubahan yang pasti saat ini selama 3 hari menjadi istri yang suami bekerja dirumah adalah jadwal masak yang berubah dan memasak sebagai aktifitas yang gak bisa dibuat kompromi. Biasanya aku suka masak malam untuk makan malam dan sarapan keesokan harinya, karena makan siang ditanggung kantor masing-masing. Dan kalau capek, ya sudah tinggal sarapan beli atau makan buah saja toh siangnya makan nasi di kantor.. Eits sekarang ga bisa, demi mengerem pengeluaran agar ga jajan diluar, aku masak tiap pagi dan memastikan porsinya cukup hingga siang untuk suami makan siang atau bahkan hingga malam.

Yah begitulah cerita baru di bulan baru ini…

Kalau gak gini dia gak belajar tetantang blog, taunya postingan udah jadi untuk promosi, dia tinggal terima orderan desain atau ngajar. Kemaren aja seharian dia belajar apa itu SEO dan hal – hal lainnya untuk meningkatkan trafik sehingga Letscad gampang terendus google jika ada orang mencari jasa desain mesin, animasi, atau training gambar mesin.

Semoga usaha suami di letscad.com dan tutorialinventor.wordpress.com terus berkembang.

Man Jadda Wa Jadda.

Semangat…

Semoga bermanfaat.

Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarrakatu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *