Setelah di tulisan di weekly diary kemarin, disitu aku cerita bahwa aku bisa mengambil banyak banget pelajaran dari setiap kejadian yang sudah aku alami. Tapi entah kenapa menyisakan sebuah rasa, sebut saja itu baper alias bawa perasaan. Yes aku lagi gampang sedih, marah gak jelas sama diri sendiri, merasa kenapa begini kenapa begitu? dan lainnya. Bosan, jengah, atau apalah berasa menumpuk jadi satu.
Sebagai seorang moody, aku mencoba bersikap netral se netralnya, biasa aja, berupaya sekuat tenaga bersikap that everything gona be okey, berusaha gak curhat mengeluh, apalagi di sosial media, tapi sekarang lagi ga bisa sharing happiness. Aku sudah tumpah-tumpahin semua kegalauan di tumblr keinatralala, yes itu akun blog yang isinya sendu banget, beda sama blog ini, tapi tetep ya semburat sendu itu tak mampu berlalu.
Ada rung kosong lama yang dibuka kembali
Membawa kepingan yang lalu terlihat lagi
Lalu ada orang yang tinggi namun pendek menggonggong
Dulu pernah menjajah dan kini masih merongrong
Ah, ada banyak yang mengusik, di hati dan pikiran berisik
Lalu menyusup sendu dalam kalbu.
Well, sama seperti bulan lalu dan postingan dulu-dulu yang memakai kategori My Song. Sebenernya kenapa dinamai My Song, karena itu lagu lagi seneng aku dengerin, dan merupakan sountrack kehidupanku akhir-akhir ini. Lirik dan melodinya mewakili apa yang aku rasakan makanya suka berulang kali memutarnya.. puas-puasin lah rasa yang sedang membelenggu lewat lagu.
Kali ini lagu yang sedang aku suka, lagi-lagi lagu indie, dari Frau
Frau merupakan nama panggung Leilani Hermiasih, seorang pianis, penyanyi, dan pencipta lagu dari Yogyakarta. kamu bisa searching lagu-lagunya yang keren – keren banget, apalaigi yang suka dengan puisi, literasi sastra, dan alunan musik klasik. Nice.
Sebenarnya Bercinta di Luar Angkasa merupakan lagu dari band Melancholic Bitch alias Melbi, tapi aku lebih suka saat dinyanyikan versi Frau, lebih ngena aja.
Sepasang Kekasi yang Pertama Bercinta di Luar Angkasa – Frau
Di rentang waktu yang berjejal dan memburai
Kau berikan
Sepasang tanganmu terbuka dan membiru, enggan
Di gigir yang curam dan dunia tertinggal Gelap membeku, sungguh
Peta melesap dan udara yang terbakar, jauh
Reff :
Kita adalah sepasang kekasih yang peetama bercinta di luar angkasa
Seperti takkan pernah pulang
Kau membias di udara dan terhempaskan cahaya
Seperti takkan pernah pulang
Ketuk langkahmu menarilah jauh di permukaan
————————————————————–
Di rentang waktu yang berjejal dan memburai
Kau berikan Sepasang tanganmu terbuka dan membiru, enggan
Reff :
Kita adalah sepasang kekasih yang pertama bercinta di luar angkasa
Seperti takkan pernah pulang
Kau membias di udara dan terhempaskan cahaya
Seperti takkan pernah pulang
Ketuk langkahmu menarilah jauh di permukaan
Kita adalah sepasang kekasih yang pertama bercinta di luar angkasa
Seperti takkan pernah pulang
Kau membias di udara dan terhempaskan cahaya S
eperti takkan pernah pulang
Ketuk langkahmu menarilah jauh di permukaan
Jalan pulang yang menghilang
Tertulis dan menghilang
Karena kita tah bercinta di luar angkasa
Jalan pulang yang menghilang
Tertulis dan menghilang
Karena kita, sebab kita, tlah bercinta di luar angkasa