Assalamualaikum…. Happy Pay Day ya Guys !!! Sebagai keluarga muda baik dari segi usia maupun dari masa berumah tangga tentu banyak sekali kebutuhan yang diperlukan. Setelah nekat menggelar pesta pernikahan dengan modal sendiri dan pas-pasan selang sebulan menikah kami hidup teramat sederhana. Inget banget uang yang tersisa dari semuanya cuma 200 ribu padahal gajian masih seminggu, huhuhu. Uang bonus suami yang digadang-gadang bisa dipakai untuk kebutuhan bulan itu nyatanya terpakai untuk keperluan mendesak Bunda berobat. Nyesek sih rasanya tapi ya gimana lagi harus dijalani. Toh masa-masa seperti ini dulu juga aku alami, disaat-saat kuliah, saat uang beasiswa hampir habis dan gak mungkin minta orang tua. Ya aku harus hemat bin cermat mengelola uang seadanya.
Tapi sebagai anak muda, tentunya aku dan suami punya ambisi tersendiri untuk memiliki barang-barang yang diingini, pergi liburan ke tempat yang sudah lama ingin dikunjungi, dan mecicipi jajanan kesukaan yang susah untuk ditoleransi. Sebut saja semua hal itu gaya hidup khas jiwa anak muda yang masih suka mencoba dan berpetualang.
Lantas, apa kabar buat kami yang sudah berumah tangga di usia muda ??? Apa iya terus-terusan begitu ? Apalagi setelah menikah tentu akan dihadapkan dengan kebutuhan rumah tangga yang gak sedikit, ada masa depan keluarga yang gak bisa dibuat main-main, ada anak yang bakal hadir dalam kehidupan kami, ada kebutuhan A, B, C, D yang lebih kompleks lagi.
So, kali ini aku mau sharing kebiasaanku dengan suami untuk berhemat tapi tetap bahagia. Ini bener-bener murni yang kami jalani ya, jadi memang bukan patokan yang pasti karena tiap keluarga beda kebutuhan jadi jelas beda juga pengelolaan keuangannya. Apa saja itu ???
-
Menabung di Awal (Setelah Gajian)
Mungkin ini sudah banyak dilakukan juga ya sama keluarga lain. Tapi emang bener sih cara kuno yaitu menabung ampuh banget untuk menjaga stabilitas keuangan. Apalagi sistem nabungku dan suami adalah kesepakatan diawal, udah dipatok nominalnya. Jadi berapapun gajian yang kami terima, kami anggap sudah berkurang sesuai nominal yang disepakati diawal. Misal tiap bulan, kudu wajib nabung 1000.0000 jadi pas dapet gaji 4000.000 anggep aja cuma gajian 3000.000 dan seterusnya. Teknik ini pernah aku mention di postingan ini
-
Berbagi Rejeki
Entah ya namanya juga kebiasaan. Jadi keyakinan kami semakin banyak berbagi ya semakin banyak rejeki. Tapi ya gak boleh juga berharap seperti itu, harus ikhlas se ikhlasnya kalau mau berbagi. Baik itu melalui sedekah maupun memberikan uang jajan ke orang tua. Itu semata-mata agar semua orang ikut bahagia.
-
Belanja Sesuai List Kebutuhan
Sebenarnya dalam urusan belanja-belanja gini, bisa kali aku bikin postingan tersendiri karena saat belanja adalah saat yang paling riskan untuk kebobolan jadi harus bener-bener cermat untuk melakukannya. Sebelum belanja aku biasanya membuat list kebutuhannya. Tiap bulan bisa berbeda, soalnya aku kalo belanja juga langsung beli yang ukuran besar jadi hemat. Misal deterjen yang 1 kg , minyak yang 1 jirigen, pasta gigi yang ukuran besar. Jadi habisnya bisa lama dan ga barengan.
Lalu pas belanja harus sesuai dengan list, gak boleh noleh-noleh yang lain ya walaupun kadang sulit sih, tapi aku belinya sesuai dengan diskon yang ada biar tetep murah. Bukan sok promosi sih, tapi untungnya aku dekat dengan Lulu Hypermart yang harganya no tipu-tipu, supermarket ini mematok harga yang murah dengan barang berkualitas. Bahkan kadang harganya lebih murah daripada belanja di pasar seperti telur dan buah yang bisa aja beli di pasar tapi kok ya murahan di Lulu. Bisa milih pula. Alhamdulillah
Untuk kebutuhan dapur yang bisa disimpan dalam jangka waktu yang lama macem bawang merah, bawang putih, kentang, kol dan bumbu dapur yang lain aku belinya di pasar induk. Untungnya ga jauh juga sih. Beli langsung setengah kilo untuk bumbu dan sayur 1 kilo disesuaikan kebutuhan. Yang jelas harus terpakai biar gak mubadzir.
Ini juga berlaku dalam hal belanja kebutuhan perlengkapan bayi, meski anak pertama tapi aku kudu konsen belanja sesuai dengan kebutuhan dan list yang ada. Kemarin sudah sempat belanja beberpa kebutuhan, banyak pilihan yang langsung satu paket ini itu tapi toh aku ngerasa gak butuh makanya tidak perlu dibeli semua. Ya semoga konsisten terus lah… bukannya pelit tapi lebih ke hati-hati.
-
Berkebun Sayuran di Rumah
Ini sih memang hobi dan kebiasaan suami yang memang suka berkebun. Dan sebagai istri aku pun memanfaatkan hobinya untuk menanam sayur dirumah. Awalnya gak berasa loh dampaknya tapi pas habis pindah rumah ini dan sayur di pasar deket rumah menurutku lumayan harganya, lah kok dengan nanem sayur sendiri jadi tertolong. Walaupun sayurnya ya itu-itu aja sih, kayak kangkung, sawi, pokcoy, tapi kan lumayan, terus pandan buat kalau pingin bikin kolak. Lagi pula sampah organik bekas masak pun jadinya terpakai kalau begini karena suami mengolahnya jadi kompos. Ini aku lagi request buat nanem tomat sama terong sama si paksu, pernah nanem cabe tapi sampe sekarang gagal melulu. hehehe.
-
Rajin Masak
Ini nih harus dibiasakan, meski gak bisa masak harus belajar soalnya kalau dihitung lumayan loh pengeluaran makan diluar itu. Coba sekali makan bisa berapa ? Paling murah yah 25 ribu berdua menunya lontong sayur pake telor. Udah gitu aja sekali doang. Lah kalau masak 25 ribu bisa dipake sehari loh. Misal bikin soto ayam, beli ayam seperempat cuma 17.000 terus dimasak deh. Atau beli sop-sopan 5000 lalu tahu, tempe, ikan cue paling 15.000, yang bisa dimakan seharian. Bisa dibuat bekal saat suami kerja soalnya ditempat dia ga ada makan siang. Lebih hemat dan terkontrol gizi serta kebersihannya. Untuk rasa bisa disesuaikan makanya banyak belajar dan mencoba. Jadi kalau pengen apa-apa bisa bikin sendiri, hehehe.
-
Liburan Disesuaikan Momen
Sebagai pasangan yang sama-sama bekerja dan masih muda, kok ya rasanya gak enak kalau cuma berdiam diri dirumah. Pengennya masih jalan-jalan, tapi ya gak sekedar jalan ke Mall terus jajan tapi bener-bener pergi keluar kota atau tetap didalam kota tapi tempat baru buat kita. Tapi kita sih gak pernah maksa, paling gak seminggu sekali main ke BKT, hehehe. Ga gitu juga sih.
Biasanya kami lihat momen yang tepat, misal ada undangan nikahan diluar kota, kita susun budgetnya dulu, cukup atau tidak ? baru deh jalan sekalian liburan. Atau ada trip dari kantor kah, bisa extend untuk liburan pake uang sendiri. Nah itu bisa dimanfaatkan. Untungnya kantorku dan suami suka ada acara yang nginep-nginep gitu juga baik ke luar kota ataupun ke luar negeri, jadi masih beruntung lah kami. Ya jelas, liburan itu perlu dan memang kebutuhan daripada jenuh terus stress makanya disisihkan uang untuk tetap liburan agar nantinya bisa lebih produktif lagi.
-
Tidak Berhutang dan Tidak Pakai Kartu Kredit
Entah aku orang jadul atau gimana yang jelas aku takuuuuuut banget berhutang. Takut menjadi kebiasaan dan kalau ada apa-apa susah pertanggung jawabannya. Tapi tidak bisa dipungkiri sih aku masih ada cicilan rumah, tapi ya itu saja. Selebihnya gak ada. Ini juga berlaku dengan kartu kredit. Meski banyak promo ini itu dan cash back namun aku dan suami punya prinsip untuk tidak memakai kartu kredit soalnya berkaitan dengan ngeRIBAnget, hehehe. Toh sudah banyak pengalaman teman-teman yang jadinya boros juga kalau memakai CC. So kami menghindari kedua hal ini.
-
Tetap Menyisihkan Uang Untuk Hobi dan Bergaya
Selain liburan, ada pula pengeluaran yang sengaja disisihkan untuk melakukan hobi dan bergaya, soalnya ini juga perlu untuk menunjang kehidupan masa kini. Kok bisa, sadar atau tidak hobi tuh kalau dijalanin dengan serius bisa jadi profesi loh. Wah seneng kan kalau bisa kayak gitu.
Untuk bergaya ada banyak macamnya, misal belanja baju atau make up yang memang untuk menunjang kebutuhan sehari-hari. Atau bergaya dengan kongkow bareng teman di coffee shop atau dimana gitu untuk silaturahmi sekalian networking. Jadinya kan happy kalau begini.
So itulah kebiasaan-kebiasaan hemat kami yang tetep bisa bikin happy. Selain itu ada juga tips dari Mak Henny Puspitarini tentang “Sedikit Cukup, Banyak Tidak Habis” di website Kumpulan Emak Blogger
Dan tulisan ini merupakan #KEBloggingCollab ke 3 untuk kelompok Sri Mulyani dengan tema Finansial : Hemat dalam Keluarga.
Semoga bermanfaat ya ^_^
Wasssalamualaikum Warrahmatullahi Wabarrakatu