Pregnancy

Buah Hati yang Tiba – Tiba Pergi

Hai nak, Assalamualaikum.

Meski secara ruh kamu belum bernyawa namun kamu sempat hadir dan tumbuh dalam rahim ibu, bahkan ibu sempat mendengar detakmu di pemeriksaan awal.

Memang semua serba cepat, mendadak, diluar dugaan tapi ibu memiliki firasat yang seringkali ibu tepis

Sewaktu kamu hadir, ibu sudah merasakan bahwa ada kamu di dalam rahim ibu tapi ya itu ibu belum sepenuhnya percaya, bahkan saat pertamakali melakukan tesepek yang hasilnya negatif masih terselip firasat bahwa sebenarnya kamu ada.

Hari itu, ibu melakukan serangkaian test kesehatan termasuk rontgen, ibu minum soda setelah tes kesehatan dan harus buru-buru ke rumah sakit sore harinya karena kakak Nurani jatuh dari tempat tidur.

Seminggu setelah itu, ibu kembali melakukan tespek lantaran makin kuat firasat ibu bahwa ada kamu, dan ternyata memang benar, kamu hadir secara tidak terduga.

2 hari setelah itu, ibu cek kondisimu ke dokter Yudit yang biasa menangani, tidak disangka kamu sudah 5 minggu, bukan hanya kantong tapi sudah ada gumpalan dan detak.

Barakallahu, ibu terharu, meski sedih karena lagi-lagi saat pertama kontrol kehamilan ayahmu tidak bisa mengantar sama seperti waktu hamil kakak Nurani.

Buyut selalu ngingetin ibu untuk menjaga kamu sebaik mungkin, minum obat penguat dan vitamin sesuai resep dokter Yudit. Ibu juga lebih santai walaupun sedikit kaget mengingat sewaktu memiliki Nurani, ibu dan ayah kesana kemari supaya dia hadir, namun kamu datang dengan begitu mudah dan lancar.

Ibu tetap menyusui kakak Nurani, meski badan rasanya remuk redam tapi ibu semangat dan berusaha sebaik mungkin, tidak memuntahkan makanan dan malah makan apapun yang kadang kurang baik. Tapi ibu selalu minum obat dan vitamin.

Ibu menjalani kehamilan dengan bahagia, walaupun harus ibu akui hamil mendadak karena kesundulan itu tidak mudah, harus memiliki support sistem yang baik, ibu sengaja membatasi siapa saja yang tahu kalau ibu sedang hamil karena bagi sebagian orang hamil kesundulan itu bisa menjadi bahan gunjingan, tapi ternyata ada memang tidak mudah mendapat dukungan, kadang kalau kaka Nurani rewel ibu suka disalahin lantaran sedang hamil adek jadi kakanya rewel, belum lagi ayah yang dalam sebulan 3 minggu dinas luar gak pulang ke rumah padahal ibu butuh dukungan, sayang tidak hal itu tidak berjalan dengan baik.

Bukan maksud ibu menyalahkan karena ibu sendiri memang merasakan hal yang serba mendadak. Bukan ibu ingin dimanja tapi hormonal itu yang sering kali membuat hati naik turun termasuk kondisi tubuh yang seringkali ibu hiraukan, semua dikerjakan tapi kadang tetap disalahkan dan merasa bersalah.

Hingga hari itu tiba, hari dimana seharusnya kaka Nurani dan ayah melihatmu namun kamu sudah tidak memiliki detak dan ukuranmu hampir sama dengan terakhir ibu melihat. Tidak ada tanda-tanda sebelumnya, hanya volume hasil pumping ASI ibu bertambah, kekhawatiran pasti ada tapi tidak berlebihan karena kamu begitu baik, tidak ada kontraksi dan sakit yang ibu rasa.

Hingga pasca kepergianmu tidak sedikit pun ada rasa sakit, tapi sedih yang gak berkesudahan hingga hari ini. Meski ibu dikuatkan dokter Yudit karena ini bukan kesalahan ibu tapi tetap ibu sedih, apalagi Dokter Yu selalu bertanya pasca tindakan, Gak sakit kan Mir ? Ibu jawab tidak, tapi pas ditanya Sedih ya Mir ? iya banget dok. Apalagi selepas kepergianmu, ayah dinas luar lagi padahal kalau dipikir seharusnya bisa pulang pergi tapi ya mungkin terlalu memaksakan bagi ayah. Bagaikan orang melahirkan yang Baby Blues ini pun sama, tiap malam ibu menangis padahal selalu dikuat-kuatin.

Semoga ini memang yang terbaik, semua serba cepat dan mendadak, aku yang menjalani terkaget-kaget tapi sekali lagi semoga dikuatkan dan diambil pelajran.

Salam sayang dan hangat dari ibu, ayah, dan kaka Nurani.

Wassalamualaikum Wr Wb.

Leave a Reply

%d bloggers like this: