Personal, Young Married

Weekly Diary #3 : Kebiasaan Chatting dengan Suami

Setelah 3 atau 4 kali purnama akhirnya aku nulis tentang weekly diary lagi hehehe.. tak apalah toh ini memang cerita dibalik kehidupan mirna, cerita ringan tentang kehidupan memang lebih enak nulisnya pas bener-bener pengen berbagi biar lebih asyik. Oh ya lagipula aku sekarang mulai nulis di buku diary lagi, agak tersendat sih tapi aku segera perbaiki karena bagiku menulis diary itu bagaikan self healing, jadi cerita di blog ini secuplik atau garis besar yang sedang aku hadapi saat ini.

Ceritanya awal tahun ini suami balik kerja lagi, kerja di kantor lebih tepatnya, sebenarnya pasca resign kantor Oktober 2016 lalu, dia ga serta merta diam dirumah, dia sibuk melanjutkan skripsi dan menerima pekerjaan freelancer yang memang sebelumnya pun sudah dikerjakan yaitu projek animasi mesin Lets’ CAD. Namun ternyata tidak mudah, alhamdulillah sih selalu saja ada pekerjaan namun entah mengapa beberapa projek tersendat di masalah pembayaran. Invoice yang sudah kami kirimkan tak kunjung dilakukan pembayaran. Sebagai pasangan yang sedang merenda impian tentunya finansial kami belum begitu kokoh makanya saat ada tawaran pekerjaan di kantor impian langsung deh diambil, mumpung kesempatannya ada toh kata suami ini memang tempat yang tepat untuknya.

Nah, karena suami balik kerja lagi maka ritme kehidupanku balik lagi seperti yang lalu. Namun untuk urusan masak masih sama seperti saat suami resign kerja, aku harus masak untuk sarapan dan makan siang soalnya di kantor yang baru ini tidak disediakan catering kantor jadi mau gak mau harus bawa bekal sendiri kalau gak mau jajan. Bedanya masalah komunikasi sama suami, beda beda tiap fasenya.

Dulu jaman di kantor lama, chatting sama suami seperlunya saja. Yes kami memang jarang banget komunikasi kalau lagi kerja, ga kerja pun biasa aja… sepi sunyi hape.. paling kalo yang penting-penting aja, pas pulang jemput pastilah kasih kabar, selebihnya enggak

Namun pas suami resign, dia berubah lebih sering kirim pesan duluan, yang ngasih tahu ini  itu lah, nanyain ini  itu lah, tanya kabar aku, ngirim gambar kalau di lagi iseng masak sesuatu, semisal dia siang-siang bikin tempe mendoan trus di pamerin aku yang lagi di kantor… Rame sih jadi suka usil chatting ini itu… aku tahu dia cari perhatian soalnya dirumah ga ada orang hehehe…

Nah sekarang beda lagi, saat suami kerja di kantor yang baru entah kenapa aku merasa cemburu, kecemburuanku besar jadinya, karena lingkungan kerja yang berada di daerah pusat perkantoran kuningan. Aku tahu disana banyak embak-embak yang modis nan cantik. Yang sering kulakukan saat ini adalah foto selfie secantik mungkin lalu aku kirim ke suami hahaha… memulai chat lebih dulu nanyain ini itu.. perhatian yang lebih-lebih..

Jadi setiap fase merubah kebiasaan chatting atau whatsapp – an sama suami… banyak alasan dan faktor sih yang bikin frekuensi serta jenis chat antara aku dan suami lakukan, cuma tahu diri sih kalau lagi sibuk banget ya gak main handphone lah, atau kalau lenggang aku suka telfon cuma bilang sayang atau nanya sudah makan apa belum pas jam istirahat.

Komunikasi antar suami istri memang perlu dijaga ya, sebaik mungkin dengan cara yang bisa disesuaikan masing-masing. Menurtku di jaman yang serba canggih menjaga keharmonisan keluarga bisa dilakukan dengan chatting atau mengirim pesan kepada pasangan. Selain manyakan kabar sebagai tanda perhatian, sesekali mengirim emot lucu, foto pose kita yang lucu, atau lelucon lainnya agar memelihara asyiknya rumah tangga, kalau nanti sudah punya anak ya mengirimkan foto anaknya agar terus menumbuhkan kasih sayang dalam rumah tangga… ahay..

kalau kamu gimana sama suami ? suka chatting ga? sharing di kolom komentar ya….

Semoga bermanfaat

Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarrakatu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *