My Sweet 27

Telat banget sih nulis tentang ini, tapi entah ada ganjalan kalau gak ditulis soalnya selain buat nyari duit dan share pengalaman, blog ini memang kupakai sebagai online diary. So let me tell you about my sweet 27.

Kenapa judulnya My Sweet 27, padahal biasanya kan Sweet 17, kalau 27 mah ketuaan pakai kata “Sweet”, hahaha

Karena aku merasa bahwa diriku seperti sedang di usia 17 tahun

Aku yang ambisius

Aku yang penuh semangat

Aku yang egois

Aku yang ingin selalu terpuaskan

Aku yang focus pada apa yang aku inginkan

Aku yang tidak ingin dikalahkan

Aku yang ingin selalu belajar hal baru

 

Ada banyak kelebihan dan kekurangan yang ada di usiaku ke 17 namun itulah yang aku rasakan saat ini. Kehidupanku secara keseluruhan bisa dibilang sesuai dengan apa yang aku inginkan, beberapa prestasi aku dapat di tahun ini, walau aku masih memiliki mimpi besar dalam hidup yang masih ingin aku kejar. Masa-masa “quarter life syndrome” nyatanya datang lebih cepat ketimbang perkiraanku, aku fikir akan datang tepat diusiaku ke 25an, namun setah difirkan kembali aku merasa krisis dalam hidupku terjadi pada usiaku di 22 hingga 24 tahun dimana aku memutuskan menikah muda lalu memiliki anak.

Saat menghadapi itu,

Aku merasa hidup sungguh berbeda dengan teman-temanku yang lain

Aku seolah tak bisa memiliki hidupku sendiri

Apa-apa yang aku lakukan selalu ku bandingankan dengan pencapaian orang lain

Namun saat ini aku bukan lagi seperti itu, aku sudah kembali mendapakan tujuan hidupku dan menjadi diriku sendiri. Walau tak bisa dipungkiri aku masih merasa  gagal sebagai ibu yang tidak bisa sepenuhnya memegang peran penting untuk anakku. Karena saat ini aku membagi fokus pada pekerjaanku di kantor dan mengembangkan diri sebagai content creator, aku bisa dikatakan sedikit sekali dalam mencampuri urusan pendidikan dan perawatan Nurani sehari-hari. Sebenarnya, aku pun ingin menerapkan pola asuh yang sangat aku impikan namun terkendala tinggal bersama orang tua  mau tidak mau aku harus berbagi pola asuh.

So, di tahun depan disaat usiaku 28, aku ingin sekali menjadi Mirna yang lebih dewasa. Menyadarkan diri bahwa aku bukan berusia 17 tahun , aku sudah 27 tahun, aku adalah seorang ibu, dan aku adalah seorang istri, dimana impianku harus bisa seiring sejalan dengan impian keluarga. Aku akan berusaha membuat skala prioritas agar semua bisa seimbang. Karena apalah kesuksesanku seorang diri tanpa ditemani kesuksesan orang-orang terkasih.

Meski begitu, aku pun berharap di usiaku  yang tak lagi muda daripada anak-anak yang lahir di tahun 2000an, yang lebih melek teknologi dan memiliki kesempatan belajar yang lebih baik. Aku ingin tetap bisa berprestasi, semangat, dan kreatif seperti mereka. Gak ada kata terlambat untuk belajar, bismillah.

 

Well, Untuk perayaan,, jujur aku ingin sekali dirayakan, maka dari itu aku berterima kasih sedalam-dalamnya pada atasanku yang tidak pernah absen beliin aku kue ulang tahun. Dan semua teman-teman kantor yang sudah seperti saudara sendiri selama 5 tahun terakhir.

Terima kasih juga untuk bunda dan eyang uti yang support aku, memperlakukan aku seperti aku di usia 17 akhir-akhir ini untuk mewujudkan satu per satu ambisiku untuk berprestasi, dan suamiku yang selalu memberikan argument dan pola pikir dari sisi berbeda sehingga aku memiliki pandangan yang lebih luas. Aku harap kamu pun bisa memiliki semangat untuk mewujudkan apa yang kamu inginkan, maaf belum bisa menjadi istri yang baik.

Terima kasih yang sudah memberi ucapan baik langsung maupun via sosial media.  Semoga doa kebaikan kalian juga untuk kalian.. Aamiin