Menjadi ibu bekerja sekaligus mahasiswa bukan perkara mudah. Setiap harinya aku harus membagi waktu antara tanggung jawab kantor dan tugas kuliah. Dan seperti bisa ditebak, teman sejati dalam rutinitas ini adalah laptop. Mulai dari pagi sampai malam, mataku terus menatap layar kotak ini. Berpindah dari spreadsheet kantor ke portal e-learning kampus, dari yang bikin presentasi meeting sampai menyusun skripsi yang masih banyak revisi. Lama-lama, mataku mulai gak nyaman, ada sensasi mata sepet, perih, dan lelah.
Tapi kesibukan ini aku nikmati. Capek? iya. Pusing? sering, tapi ada satu hal yang bikin semuanya terasa berarti, yaitu aku ingin menjadi contoh buat anakku. Aku ingin dia melihat bahwa belajar itu nggak berhenti cuma karena kita sudah jadi orang tua. Bahwa mengejar ilmu itu sepanjang masa, bukan kewajiban anak sekolah saja, tapi juga pilihan sadar dari orang dewasa yang ingin terus berkembang. Jadi meskipun jadwalku padat, aku berusaha menjalani semua dengan semangat walau kadang maksa juga sih, demi UKT yang sudah dibayar, LOL.
Jungkir Balik Kerja, Kuliah, dan Berkompetisi
Well, di postingan ini aku sekalian mau update sedikit tentang kehidupanku belakangan ini. Bismillah, bukan untuk pamer—tapi siapa tahu bisa memberi inspirasi, atau minimal jadi pengingat untuk diri sendiri bahwa aku pernah berada di fase penuh perjuangan ini.
Saat ini aku sudah masuk semester akhir di kuliahku, ambil jurusan Sistem Informasi. Nggak gampang memang membagi waktu antara kerja dan belajar, tapi alhamdulillah sejauh ini hasilnya memuaskan. Bahkan di semester lalu, aku dapat IP 4.00, sesuatu yang nggak pernah aku bayangkan bisa dicapai sambil tetap bekerja full-time. Dan setiap saat harus Ya Allah ini gimana. Tapi alhamdulillah ternyata bisa.
Skripsi yang sedang aku kerjakan mengangkat topik Business Intelligence, karena aku memang suka banget menogalah data. Dunia data analyst itu menarik buatku, dan untuk memperdalam kemampuan, aku sempat ikut bootcamp yang bahas dasar-dasar data analytics termasuk penggunakan Phyton dan R, machine learning, dan AI for beginner. Sekarang, aplikasi yang aku bangun untuk skripsi sudah jadi, dan laporan tulisannya sedang dalam tahap review dosen pembimbing.
Di sisi lain, dunia kerjaku juga nggak kalah sibuk. Tiga tahun terakhir aku bekerja di bidang procurement, dan selama itu pula aku jadi makin melek terhadap proses manufaktur dan seluk-beluk teknis alat berat. Pengalaman ini memperkaya banget pengetahuanku, apalagi kalau diingat aku sudah 10 tahun bekerja di industri alat berat. (Kalau penasaran, kamu bisa baca cerita lengkapnya di postinganku ini tentang 10 tahun bekerja di industri alat berat.)
Di 2025 ini aku juga ikut kompetisi QCC (Quality Control Circle), yang merupakan bagian dari budaya perbaikan berkelanjutan ala Jepang seperti Kaizen. Bedanya, kali ini aku nggak cuma jadi pembuat materi seperti sebelumnya, tapi dipercaya sebagai ketua tim dan presenter utama. Proyek yang aku bawa adalah topik skripsiku sendiri, dan ternyata hasilnya cukup membanggakan: kami meraih Juara 2 di tingkat kantor, dan aku juga dinobatkan sebagai Best Presenter di level grup perusahaan se-Indonesia.
Ketika Menghadapi Tantangan Mata Sepet, Perih, dan Lelah
Dengan rutinitas yang segila itu, tubuh mulai kasih tanda protes.Yup, mata jadi bagian yang berontak duluan. Awalnya cuma terasa berat di sore hari, tapi lama-lama setiap saat mata mudah terasa sepet, perih, lelah, dan sensasi gatal yang nge-trigger aku untuk kucek mata terus, padahal aku tahu kalau ngucek mata itu gak bagus. Bahkan seiring berjalannya waktu, baru beberapa jam duduk depan laptop, mataku udah mulai nggak nyaman.
Menurut laporan terbaru dari TFOS DEWS II (Craig et al., 2017) yang masih relevan hingga kini, penggunaan layar digital dalam jangka panjang merupakan faktor signifikan penyebab evaporative dry eye. Studi lanjutan dari Hyon et al. (2022) dalam Diagnostics menekankan bahwa digital eye strain akibat perangkat elektronik menjadi salah satu tantangan utama kesehatan mata modern, dan gejala utamanya meliputi mata kering, gatal, penglihatan buram, serta kelelahan visual.
Menurut informasi dari American Academy of Ophthalmology, Penyebab umum mata kering saat kita menatap layar terlalu lama, frekuensi berkedip bisa turun hingga 50%. Padahal berkedip itu penting untuk menyebarkan air mata dan menjaga permukaan mata tetap lembap. Jadi, nggak heran kalau dampaknya pada mata kita terasa seperti “kering dalam” dan makin lama makin mengganggu.
Belum lagi kebiasaan multitasking yang bikin kita nggak sadar sudah berjam-jam di depan laptop, belum minum air, dan duduk tanpa jeda. Kombinasi ini benar-benar bisa bikin mata jadi korban pertama.
Waktu mata mulai sering rewel, aku coba evaluasi sendiri, mungkin ini tanda harus lebih perhatian ke kesehatan mata. Tapi dengan berbagai dateline yang padat, aku nggak mungkin bisa lama-lama jauhan dari laptop. Jadi, aku mulai melakukan perubahan kecil dulu alias kaizen. Beberapa hal yang aku coba untuk meredakan mata yang tidak nyaman akibat terlalu lama di depan laptop:
- Pasang pengingat istirahat tiap 45 menit, supaya bisa lepas pandangan dari layar sejenak.
- Menurunkan brightness dan mengubah tampilan ke mode “warm tone” agar mata nggak cepat silau.
- Menerapkan aturan 20-20-20: setiap 20 menit, melihat objek sejauh 20 kaki selama 20 detik.
- Lebih rajin minum air putih untuk bantu hidrasi tubuh dan mata.
Teorinya sih mudah, tapi praktiknya nggak selalu mulus. Kadang lupa, kadang terlalu asyik ngerjain sesuatu, sampai tahu-tahu mata udah terasa berat. Meskipun semua cara itu sudah aku coba, tetap aja rasanya belum cukup. Tanda-tanda (Gejala) mata kering yang Perlu Diwaspadai : Mata SEpet, PErih, LElah. Dari hasil baca-baca dan lihat review, banyak yang nyebut Insto Dry Eyes sebagai andalan buat mengatasi mata kering secara efektif tanpa harus ke dokter.
Insto Dry Eyes, Pertolongan Pertama Menghadapi Mata Kering
Jujur, aku beli ini karena banyak yang pakai, dan review-nya cukup positif. Selain itu, Insto sebagai brand dari dulu udah dikenal sebagai salah satu produk tetes mata yang gampang ditemuin di apotek atau minimarket. Insto memiliki beberapa varian, seperti Insto Regular buat mata merah atau iritasi ringan. Varian Insto Dry Eyes ini memang diformulasikan khusus untuk mengatasi mata kering, yang biasanya muncul karena terlalu lama di depan layar atau kurang berkedip saat kerja.
Insto Dry Eyes mengandung bahan aktif Hydroxypropyl Methylcellulose (HPMC) sebanyak 3 mg/mL, yang dikenal luas sebagai pelumas mata buatan. Zat ini bekerja membentuk lapisan tipis pada permukaan mata untuk menjaga kelembapan dan mengurangi iritasi. Formulanya aman untuk digunakan secara rutin dalam jangka pendek dan tidak mengandung bahan pengawet berbahaya.
Selain itu, menurut TFOS DEWS II Report dan publikasi terkini seperti Craig et al. (2017) serta Hyon et al. (2022), penggunaan HPMC terbukti efektif sebagai terapi lini pertama dalam meredakan gejala mata kering ringan hingga sedang, terutama akibat paparan layar digital.
Aku beli Insto Dry Eyes ukuran 7,5 ml di minimarket seharga Rp 17.500. Menurutku, itu harga yang sangat terjangkau untuk pemakaian beberapa hari. Teksturnya cair jernih, tanpa warna dan tanpa aroma, dan satu tetesannya terasa ringan tanpa bikin mata terasa “berat” atau berair berlebihan. Tidak ada sensasi perih saat diteteskan, dan ini penting banget karena beberapa tetes mata lain ada yang terasa agak menyengat.
Aku pakai Insto Dry Eyes biasanya 1–2 tetes di masing-masing mata, terutama:
-
Saat baru mulai terasa sepet dan gatal
-
Sebelum mulai sesi kerja panjang di depan laptop
-
Setelah mata terasa kering banget karena lama baca dokumen
Efeknya langsung terasa di mata jadi lebih lembap, lebih “segar”, dan rasa perih yang biasanya aku rasa menjelang sore jadi hilang. Aku nggak perlu pejam lama-lama lagi, dan fokusku jadi jauh lebih stabil. Apalagi waktu aku sedang full load antara skripsi dan kompetisi QCC kantor kemarin, Insto bener-bener bantu supaya produktivitasku nggak drop hanya gara-gara mata nggak nyaman apalagi pas begadang di ruangan full AC.
Insto Dry Eyes New Packaging ukurannya mungil ini praktis banget. Tutupnya rapat, nggak gampang tumpah, dan ukurannya pas untuk diselipkan ke pouch, tas kerja, bahkan kantong kecil. Botolnya juga dirancang untuk sekali pakai dalam periode tertentu, idealnya dihabiskan dalam waktu maksimal satu bulan setelah dibuka, demi menjaga kebersihan dan efektivitasnya. Produknya juga tidak mengandung bahan pengawet yang berbahaya, jadi tetap aman buat pemakaian harian selama sesuai aturan.
Menjaga Kesehatan Mata demi Produktivitas Terus Menyala
Sejak rutin pakai Insto Dry Eyes, aku jadi lebih sadar bahwa kesehatan mata itu bukan hal sepele, apalagi buat aku yang kesehariannya nyaris nggak bisa lepas dari layar laptop dan juga smartphone. Rasanya sia-sia aja kalau kita sudah berusaha seproduktif mungkin, tapi malah tumbang gara-gara mata nggak nyaman. Fokus jadi buyar, kerjaan molor, bahkan mood bisa ikut anjlok.
Sekarang, mataku memang belum sempurna bebas lelah karena ya memang badannya juga perlu istirahat. Tapi jauh lebih tertolong. Nggak ada lagi drama mata kering dan gatal di tengah meeting, atau rasa perih pas lagi ngetik bab skripsi. Dan sedikit demi sedikit, satu per satu hal baik mulai datang juga tugas-tugas mulai kelar, skripsiku mulai direview dosen, dan bahkan aku berhasil menang kompetisi QCC, semua karena aku bisa kerja lebih nyaman dan nggak harus berhenti cuma gara-gara mata.
Buat kamu yang juga sering berlama-lama di depan laptop, jangan nunggu sampai matamu benar-benar protes baru mulai peduli. Merawat mata itu investasi jangka panjang, apalagi kalau kamu kerja kreatif, kuliah, atau multitasking kayak aku. Yuk, jaga kesehatan mata kita dari sekarang, supaya produktivitas tetap jalan meski berhadapan dengan layar laptop seharian.
Salam sehat semua,,, semangaaaaat….
Referensi:
Craig, J. P., et al. (2017). TFOS DEWS II Definition and Classification Report. The Ocular Surface, 15(3), 276–283. https://doi.org/10.1016/j.jtos.2017.05.008
Hyon, J. Y., Kim, H. M., & Lee, D. (2022). Clinical Manifestations and Diagnosis of Dry Eye Disease: A Review of Current Approaches. Diagnostics, 12(6), 1497. https://doi.org/10.3390/diagnostics12061497
https://www.alodokter.com/aloshop/products/insto-dry-eyes-7%2C5-ml/5fb3792a41ab59059e867d57#:~:text=Insto%20Dry%20Eyes%20Sterile%20Eye,untuk%20menjadi%20pelumas%20mata%20palsu.