Place To Visit, Travel

3 Jam Lari ke Kandang Badak

“Mir, kamu jadi tim buka tenda ya?”, ujar Ka Eko, salah satu senior pecinta alam kampus. “Oke”, tukasku. Perjalanan kali ini sedikit berbeda lantaran ada misi yang dilakukan bukan cuma naik gunung dan menikmati matahari terbit semata. Dalam memperingati ulang tahun mapala, aku dan teman-teman akan melakukan kegiatan bersih-bersih gunung Gede dan Pangrango.

Sesungguhnya, aku bukanlah salah satu anggota mapala kampus, aku hanya seorang jurnalis kampus yang sering meliput kegiatan mahasiswa, tapi semenjak ikut liputan pendakian masal dan sukses naik gunung pertama kali yang menghabiskan waktu selama 9 jam untuk sampai ke perkemahan, aku jadi sering diajak teman-teman mapala naik gunung baik itu resmi kegiatan kampus maupun acara hore-hore kepingin menari di atas awan.

Nah, seperti biasa kami berangkat naik busway dilanjut naik bus dari Terminal Kampung Rambutan menuju Cibodas. Jalur yang dipilih adalah Cibodas ke Kandang Badak baru nanti ke puncak gunung Gede dan Mandalawangi gunung Pangrango. “Mir, tasmu dipacking ulang, atau kamu bawa tasku aja”, kata ka Eko sambil memberikan tasnya. Aku pun mulai dengan isntruksinya. Ternyata tas ka eko hanya berisi bajunya dan dia menyuruhku memindahkan bajuku ditasnya saja dan membawanya, perlengkapanku lainnya dipacking di tas Sri Lestari, temanku. Itu sekitar jam 4 pagi.

Setelah itu kami breafing, saat itulah aku baru tahu bahwa aku berangkat lebih dulu. Tim tenda cuma ternyata cuma 4 orang yaitu aku, ka Eko, Tilo, & Odet. Dan yang lebih mengagetkan lagi, target sampai di sana adalah jam 8 maksimal jam 9 pagi. Setelah sholat subuh sekitar jam 5 akhirnya timku berangkat. Gila cuma 3 jam???? Itu artinya aku harus lari dan jelas aku tertinggal walaupun mereka bawa carrier isi 4 tenda sedangkan aku cuma 1 daypack isinya baju, tapi lari di jalur menanjak adalah sesuatu yang belum pernah kulakukan. Dengan jalur yang masih sepi dan melewati 1 tepi jurang yang licin artinya aku harus lebih hati-hati, apalagi disaat sendiri karena timku ganti gantian memperhatikanku mengingat target kami.

Akhirnya 8.30 aku sampai di Kandang Badak. Tim cowok mendirikan tenda, aku langsung memasak makanan  untuk teman-teman yang nanti akan bersih-bersih yang masih dalam perjalanan. Sungguh gila, dari yang dulunya ditempuh 9 jam sekarang bisa dilakukan 3 jam saja. Rasa lelah dan bahagia mungkin bisa dilihat dari ekspresiku diatas yang baru aja sampai langsung bongkar nasting untuk masak. Aku merasa sudah melampaui batasku sendiri demi teman-teman pejuang lingkungan. Singkat cerita akhirnya kami berhasil membawa 17 sak sampah yang dibawa gantian 21 orang. Sungguh perjalanan yang luar biasa, yang mengajarkanku apa itu mendobrak kemampuan sendiri demi kebaikan orang lain dan apa itu seorang pecinta alam yang bukan sekedar penikmat alam.

Flashback story to join #lampauibatas, kamu juga bisa ikutan dengan mengunjungi www.lampauibatas.com

Sekian dariku, semoga bermanfaat.

Salam Lestari.

Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarrakatu

(1) Comment

  1. […] Alam Bernyanyi” yang tak ubahnya sebuah ungkapan agar kita bisa “kembali”, lebih peduli dan mencintai alam yang memiliki berbagai […]

Leave a Reply

%d bloggers like this: