Personal, Young Married

Serba-Serbi Hubungan Suami Istri Pasca Setahun Menikah

Yay udah setahun menikah, bagiku kerasa banget soalnya bener-bener amazing time spending time together with him. Mood yang naik turun, hubungan yang pasang surut, dan drama demi drama yang yah akhirnya dilalui dengan baik. Keputusan menikah di usia yang sama-sama muda itu memang tidak mudah dan selalu indah, tapi dengan begitu kamu bisa mendewasa bersama dalam ikatan yang halal untuk menikmati indahnya kehidupan. No one perfect guys, So just complete each other, right ?

Sebenernya nulis ini rasanya maju mundur, yup ini bukan sekedar tulisan selebrasi first anniversary. Tapi mau sharing tentang hubungan suami istri, ya hubungan yang menjurus ke “sesuatu” itu bukan cuma hubungan emotional dan yang biasa dibahas. Tapi karena aku sendiri kemarin kesulitan mencari sumber bacaan jadi aku putuskan untuk menulisnya dengan harapan manfaat dari ceritaku, jadi jangan dianggap saru ya ^_^

Menikah di usia muda dengan segala suka cita, bahagia akhirnya bisa halal karena kami sudah mengenal satu sama lain lumayan lama dan saling menjaga satu sama lainnya jadi pas akhirnya menikah itu senang luar biasa. Akhirnya bisa jalan-jalan gandengan tangan, liburan bersama, menghabiskan waktu berdua dalam jangka waktu yang lama. Karena selama mengenal, liburan gak pernah, jalan-jalan paling mentok carefour buat belanja bulanan anak kosan, menghabiskan waktu berdua buat nonton gak lah dia gak mau pulang malam.  Jadi pas menikah langsung honeymoon sekalian melampiaskan liburan bersama. ceritanya ada di sini, sini, dan sini

Tapi, kami gagal berhubungan suami istri. sedih, kecewa, stress, marah, dan lainnya. Ini semua karena aku. Ya aku terkena Vaginismus.

Vaginismus masuk dalam kelainan sexual khusunya secara psikologi, yaitu rasa takut sakit dalam alam bawah sadar yang mengakibatkan menegangnya otot-otot vagina sehingga menyebabkan susahnya penis melakukan penetrasi. Banyak hal yang mejadi penyebabnya, dari psikologi sendiri karena ada trauma, sex education yang salah, ketidaktahuan tentang anatomi tubuh perempuan dan masalah medis lainnya.

Aku cuma bisa nangis dan minta maaf kepada suami, rasanya sedih banget pas masa-masa itu. Aku mah cemen anaknya. suami marah awalnya. kecewa tentunya… kenapa istrinya tidak bisa diajak berhubungan, mau sih mau tapi gak bisa. Lalu sepulang honeymoon, kita ke dokter RS Omni Pulomas, Dr Calonine Tirtajasa.

Awalnya kami mengira tidak bisa melakukan dan kesannya susah banget masuk jangan-jangan hymen saya tidak memiliki lubang. Udah parno banget itu karena solusinya adalah operasi, jadi makin sedih lah aku. tapi setelah ketemu Dr Caroline ternyata kami salah, dia cek katanya “Masih baik ini pak, hymennya normal”.

Dr Caroline gak ngasih resep apa-apa cuma kami dijelaskan anatomi tubuh laki-laki dan perempuan, apa yang harus dilakukan sebelum melakukan hubungan, jadwal berhubungan yang baik, dan kasih saran perlu ke psikolog gak biar rasa takutnya hilang. Gitu katanya, dia gak sebut-sebut kata Vaginismus.

3 bulan menikah kami masih belum berhasil, stress banget rasanya. Dan usut punya usut ketemulah istilah ini, Vaginismus. Mulai lah aku mencari tahu dalam diriku lagi sebenernya apa penyebabnya.

Ya aku punya trauma , jadi ceritanya temenku ada yang dipaksa menikah pas lulus SMP, habis gitu kita ketemu dan dia cerita kalau malam pertamanya menyakitkan, dia sampai jerit-jerit karena sakit. itu adalah trauma paling-paling mendasar. Si Agnes juga cerita kalau sakit bahkan 2 fase. itu juga bikin aku semakin takut.

Lalu apa yang aku lakukan ? menghapus semua trauma dan itu gak mudah. Suami support banget, tapi namanya masih gagal jadi pasang surut lah kami… Ini yang menyebabkan kami sering ribut dan ini itu karena belum bisa melakukan hubungan suami istri dengan baik. Nah cara-cara menghilangkan Vaginismus.

  1. Menghapus Semua Trauma
    Bisa dengan yoga mengilangkan pikiran negatif yang selama ini meliputi digantikan pikiran positif tentang cinta, keluarga, dan indahnya kehidupan bercinta.
  2. Melakukan Senam Kegel
    Senam ini bertujuan untuk merelaksasi otot-otot kewanitaan, gerakannya bisa dengan terlentang dan megangkat kedua kaki membentuk hufuf V, mengangkat pinggul dengan kaki yang dilipat, dan lainnya bisa dilihat disini.
  3. Mengatur Jadwal
    Karena rileks itu butuh waktu jadi dipilih waktu yang tenang dan sama-sama rileks
  4. Selalu Mencoba
    Karena untuk menyembuhkan ketakutan maka harus dilakukan terus menerus supaya bisa

Tapi hasilnya masih belum memuaskan, di bulan ke 6 kami kembali konsultasi ke dokter, kali ini ke Dr Kartini RS Islam Pondok Kopi, dokter bilang supaya rileks dikasih resep personal lubricant supaya mudah, tapi dokter ini agak kurang enak menurutku, ya gitulah tapi eh si suster pas keluar ruangan tetiba cerita kalau dia dulu juga 3 bulan gak bisa berhubungan soalnya ada rasa tidak enak sama suami karena “matan pacar”  suami suka telfon. Tapi dia ingat-ingat lagi bahwa menikah karena cinta, menikah itu ibadah, menikah itu untuk melanjutkan keturunan, dan bla bla bla. Itu bikin aku tenang. Justru susternya yang baik hehe.

Bulan ke 7 masih belum bisa tapi kita bersikap lebih dewasa dan mencoba terus dan aku juga mencoba lebih berani. Sampe akhirnya memasuki bulan ke 8 awal, ibu yang sering aku curhatin eh cerita “Mirna ponakanku juga kayak kamu, sudah usaha, sudah tahajud minta ke Allah, dan lainnya tapi akhirnya belum bisa dan cerai”, kayak denger geledek siang bolong, aku langsung ngerasa “aku sayang banget sama suamiku“, aku berkata gitu sambil berkaca-kaca, ibu itu ngingetin tahajud.

Ya selama ini usaha kami cuma usaha sebagai manusia, sampai lupa meminta kepada yang memiliki kehidupan. Allah swt. Doa yang biasanya kuhaturkan sakinah, mawadah, warohmah dan rizki, ditambah supaya aku bisa malakukan hubungan suami istri, jadi bikin rajin sholat tahajud juga doanya ditambahi itu.

Alhamdulillah bulan ke 8 sukses, sakit ? Engga sama sekali ternyata, kalau rileks dan saling cinta ya karena cinta ini semua terlaksana. Suami malah yang bilang, sayang kita berhasil, aku bener-bener gak ngerasa yang gimana-gimana, gak percaya rasanya aku akhirnya bisa memberikan apa yang paling indah yang bisa kuberi untuk suami. Nangis lagi,,, ya terharu… kalau ingat masa-masa itu rasanya senang cmpur terharu ples kocak, Oh gini doang toh ? sakit sih tapi dikit kayak digigit semut, sakit kayak jarum suntik biasa, gak selebay apa yang diceritakan dan di informasikan, dari sini aku juga merasa sex education itu penting! terutama sex education yang bener ya…

Setelah sukses, eh ada drama lagi, sehari setelahnya aku anyang-anyangan gak bisa tidur, bawaannya pengen buang air lagi dan lagi, serta perutku rada gak enak terutama bagian bawah, aku ngira itu karena aku habis datang ke acara blogger jadi kurang minum dan nahan buang air kecil soalnya kena macet pas pindah acara. Akhirnya aku ke dokter lah eh ternyata itu cuma efek berhasil berhubungan istilahnya Honeymoon Cystitits. Itu wajar soalnya banyak banget yang merasakan tapi gak sedikit juga yang enggak. Jadi cuma dikasih obat sekali minum eh sembuh alhadulillah.

Setelah sukses melewati 8 bulan yang amazing banget itu rasanya bersyukur, ini juga jadi pelajaran buat kami yang menikah diusia muda untuk tidak menyepelekan hal-hal seperti ini. Dari sini juga mengenal watak masing-masing dalam permasalahan rumah tangga. Dan menikah bukan sekedar bisa melakukan hubungan tapi juga mendewasa bersama. Omongan miring tentang momongan yang sering kali merusak mood masing-masing untungnya datang bergantian, kalau aku lagi sedih suami nguatin, kalau suami sedih aku gantian nguatin, yah dari sini kami jadi saling support. Toh kami benar-benar tidak menunda, apalagi kondisi aku dan suami jika punya anak nanti akan menjadi cucu pertama dari keluarga masing-masing, tentu kami juga mengharapkan kehadirannnya.

Nah jadi intinya, menikah itu ibadah memang yang harus terus menerus diperbaiki kualitasnya. Bercinta dengan cinta yang halal itu indah, sakitnya sekali nikmatnya berkali-kali, inget itu, kalau kamu takut melakukan hubungan suami istri karena takut sakit, inget bahwa diluar sana banyak yang bilang bahwa aktifitas itu nikmat jadi segera singkirkan. Dan jika kamu seperti aku yang takut berlebihan terindikasi Vaginismus semoga cerita ini bisa bermanfaat untukmu dan semoga lekas sembuh ^_^, Tapi jika terlanjur parah maka bisa konsultasi ke dokter kandungan atau psikolog.

NB :kayaknya aku habis gini agak malu kalau ketemu temen blogger yang baca ini hahaha.

Referensi : https://www.hersolution.com/info/vaginismus-5-painless-ways-for-women-to-seek-help-for-their-agony/

Semoga bermnfaat ya.

Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarrakatu

(1) Comment

  1. […] diambil manfaatnya. Salah satunya yang bikin awal-awal pernikahanku super drama adalah aku ternyata vaginismus. Kalau orang mikir nikah muda itu “kebelet kawin”, nyatanya kawin itu tidak segampang […]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *