Pregnancy

Drama Ibu Baru Pasca Melahirkan

Assalamualaikum,,, apa kabar semua?

Alhamdulillah aku sudah baikan, hehehe. Yup menjadi ibu baru memang sesuatu yang mengharu biru. Banyak tantangan dan prahara *lebay yang silih berganti datang pasca melahirkan. Yang jelas kita harus segera pulih dan mulai (belajar) merawat anak dengan baik. Kedua aktifitas tersebut harus dilakukan secara berbarengan pasca melahirkan. Sebagai perempuan tentunya kita harus kuat, karena menjadi ibu merupakan anugerah yang tak terkira. Untuk itu aku mau sharing apa saja “drama” yang aku alami setelah proses melahirkan Nurani yang alhamdulillah bisa aku lewati.

Sebenarnya aku ingin membaginya menjadi 2 yaitu secara Fisik dan Non Fisik tapi sebenarnya itu saling keterkaitan bagiku. Sebab akibatnya saling sambung menyambung *halah. Jadi aku coba menceritakannya saja runtutan segimana “drama” nya aku setelah melahirkan tepatnya setelah pulang dari rumah sakit. Apa saja itu ?

Sebagai epilognya aku mau menjelaskan bahwa memutuskan untuk meminta bantuan Eyang Uti dan Bunda artinya aku harus siap dengan segala resikonya termasuk dengan cara mereka merawatku sebagai ibu baru yang tentunya masih menganut tata cara tradisional dengan berbagai mitos yang mungkin sebagian memang fakta tapi beberapa terasa kurang nyaman bagiku.

Drama Nyeri di Jalan Lahir

Jadi sewaktu melahirkan Nurani melalui proses normal, aku mendapatkan perlakuan episiotomi sehingga dilakukan penjahitan pasca proses persalinan. Awalnya tidak terasa apa-apa karena memang sudah dibius sebelumnya. Sampai 2 hari dirumah sakit pun semuanya baik-baik saja, dokter Yudit memberikan resep pereda nyeri yang diminum 3 kali sehari. Sampai dirumah mulai lah terasa cenat-cenut nyeri-nyeri sedap, hahaha. Sangat terasa pagi setelah bermalam di rumah pertama kali, menurutku ini gara-gara kasurku kependekan soalnya gak pake ranjang,  jadi pas mau berbaring mau gak mau ada adegan sedikit menekuk setengah jongkok yang rasanya nyuuuut hahaha.

Untungnya masih ada obat yang bisa diminum 2 harian setelah pulang dari rumah sakit, Nah setelah obatnya habis dan nyatanya masih nyeri. Ih wow banget. Mana tiba-tiba aku merasa anyang-anyangan kembali, agak nyeri pas mau kencing. Itu sungguh engga enak. Untuk mengatasinya aku makan putih telur dan ikan-ikanan yang kaya protein yang katanya bisa cepat menyembuhkan luka jahitan habis melahirkan, tapi tetep masih nyeri. Jadi aku inisiatif untuk membeli obat seperti yang diresepkan dokter Yudit soalnya ketemu lagi beliau masih pas 7 hari setelah kepulangan sedangkan aku sudah gak kuat apalagi menghadapi drama lainnya yang muncul barengan.

Suami yang digadang-gadang bisa segera membeli obat itu nyata terpending melulu, sekalinya nyari di apotek eh gak ada, sampai pada akhirnya dia ke Apotek Rini di Rawamangun lah kok dimintain resep dokter gak bisa kalau cuma contoh obat. Waduh !!!

Pas hari ke 7 pasca pulang dari Rumah Sakit aku harus balik untuk melakukan pengecekan. Sebelumnya aku sudah WA temen yang juga lahiran sama dokter Yudit apa dia nyeri juga, katanya sih iya tapi gak nyeri banget, dia nyaranin aku minta dicek bawah aja tapi dia sendiri engga dicek bawah waktu itu, cuma 3 bulan setelah melahirkan dia baru cek bawah karena merasa masih engga nyaman di bekas jahitannya. Dan pas mau berangkat aku juga WA dokter kalau aku merasa nyeri kebangetan padahal mau kontrol, dia ngasih info obat yang bisa dibeli tapi lebih berharap aku tetep kontrol ke Rumah Sakit. Dan pas nyampe ruang dokter Yudit as usual ya langsung tiduran untuk USG, lah kok ditemukan BAKTERI.

Dr Yu : Mirna ini ada gumpalan, kamu nifasnya gimana ?

Mirna : Ya nifas dok tapi emang sih dikit, cuma 3 hari aja deres tapi ya biasa aja.

Dr Yu : Seharusnya bisa 1 pembalut penuh loh dan itupun ganti beberapa jam sekali.

Udah deh merembet dengan analisa lain dimana aku cuma angguk-angguk karena yang dikatakan beliau emang bener yang aku rasain. Yup aku gak nifas, nifas yang keluar sedikit tapi berbau, badan terasa demam (panas sih ini cuma engga aku rasain karena mikir penyebabnya begadang dan ternyata bukan), dan nyeri di jalan lahir. Semua itu karena ada Bakteri yang membuat darah nifasku tertahan di rahim. Aku syok, takut, apalagi waktu itu suami ke luar kota jadi pas aku kabari kalau hasil kontrolku kurang pas dia malah lebih lebay (khawatir sih ini)

Drama Menyusui

Sudah bukan rahasia lagi ya kalau menyusui itu butuh perjuangan terutama bagi ibu baru. Banyak masalah yang biasanya ditemukan saat  seperti ASI tidak keluar, bayi tidak bisa menghisap, payudara bengkak dan lainnya. Aku pun mengalaminya padahal aku sudah menyiasatinya tapi tetep aja ada drama.

Drama PD Bengkak

Alhamdulillah ASI ku keluar di hari pertama, itu karena bayi Nurani pintar menghisap sehingga yang awalnya cuma 1 PD gak lama, langsung keduanya keluar ASI. Tapi, namanya juga bayi maka dunianya masih tidur, tidur, dan tidur. Ya walaupun aku harus rajin membangunkannya 2 jam sekali untuk menyusui tapi nyatanya Nurani sangat asyik tidurnya sehingga ASI yang sudah keluar itu tertahan dan membuat payudara bengkak (sudah kuduga).

Untungnya aku sudah diingatkan berkali-kali tentang kasus payudara bengkak ini oleh teman yang kebetulan lumayan drama dimana terdapat benjolan di area ketiak yang ternyata itu ASI tertahan dan itu dipicu dengan gaya tidur terlentang dengan tangan keatas. Aku pun sangat menghindari tidur dengan posisi itu. Tapi nyatanya, aku tetap memiliki benjolan yang sakiiiiitnya mampu bikin aku demam (selain karena begadang dan infeksi itu).

Akhirnya aku pun mengompres payudaraku dengan air hangat sembari dipijat memutar diarea payudara dan ketiak untuk mengempeskan benjolan. Dan karena aku gak tahan aku juga olesin minyak tawon di ketiak hehehe. Tapi Nurani masih saja tidur dengan tenang, akhirnya aku berinisiatif untuk memompanya untuk mengurangi volume ASI yang membuncah *halah, tapi sempet gak dibolehin sama orang tua sampe aku nangis karena kesakitan. Alhasil akhirnya dipompa juga, setengah jam keluar 30 ml dari 2 PD rasanya legaaaaa.

 Drama PD Lecet

Sebenarnya ini aku rasain berbarengan saat PD bengkak, Yup aku mengalami putting lecet. Seperti yang ku ceritakan bahwa Nurani sudah pintar menghisap sejak lahir, dia pun menghisap apapun di daerah PD yang kadang belum pas tapi karena gak sabar sudah dihisap saja. Alhasil ASI nya kan gak keluar jadi dia gemes yang dilampiaskan dengan menggigit putting. Waduh rasanya nyuuuuuuut gitu sampai luka berdarah baik itu di PD kanan maupun kiri. Makin menjadi saat Nurani usia 5 hari pas control.

Aku memang kurang mempelajari hal-hal yang berkaitan tentang menyusui dan ASI, pokoknya aku focus untuk melakirkan normal dan makan daun katuk supaya nanti setelah melahirkan ASI nya lancar. Makanya aku kurang pandai menyikapi drama menyusui, Ternyata ada cara untuk mencegah putting lecet yaitu dengan rajin memberinya minyak zaitun saat trimester terakhir, sembari ditarik sedikit dan memijat  trimester terakhir, sembari ditarik sedikit dan memijat area PD. Sayang aku tidak melakukan itu.

Untungnya aku punya Agnes yang sudah punya anak duluan, darinya aku baru tahu kalau obat mujarab untuk menyembuhkan lecet pada putting itu adalah ASI itu sendiri. Kita tidak bias terlalu memaksakan bayi menyusu dengan benar, yang ada kita mengarahkannya, dan selama itu belum bias bayi lakukan maka putting akan mengalami lecet. Untuk itu sebelum menyusui aku mencoba menguarkan ASI terlebih dahulu dan mengoleskannya di sekitar luka, kalau gak gitu saat ASI keluar tapi bayi belum mau menyusu aku membiarkannya merembes beberapa saat demi penyembukan luka. T

Tapi sebenarnya ada nipple cream yang dapat digunakan untuk mengobati luka pada putting seperti yang dikeluarkan mother care dan lainnya. Tapi aku sendiri hanya mengandalkan ASI dengan membiarkannya merembes selama 3 hari tidak di pumping sebagai ikhtiar menyembuhkan luka lecet.

Trauma Mandi

Jadi ada sebuah kebiasaan atau ritual atau apalah itu buat ibu habis melahirkan untuk mandi wuwung atau istilah jawanya adus wuwungan yaitu mandi dengan cara megguyurkan air dari atas kepala atau ubun-ubun, tapi mata tidak boleh merem harus tetap melek, dan tangan salah satu tangan menyangga PD saat diguyur. Mandi seperti ini dipercaya dapat membuat tubuh tetap segar, mata tetap jernih hingga tua dan membuat ASI lancar.

Tapiiiiii aku gak nyaman dengan mandi seperti ini, bayangin tiap hari, pagi sore, kamu harus keramas disaat PD bengkak dan lecet. Mana guyurnya harus byar byur byar byur berulang kali gak boleh sedikit. Nyeri – nyeri sedap rasanya. Apalagi pas handukan, rasanyaaaaa mantap beut. Huhuhu makanya tiap mandi itu rasanya kayak mau ujian tes SIM. hahaha

Drama Susah BAB

Mungkin bukan aku saja yang mengalami ini yaitu mengalami susah buang air besar pasca melahirkan. Bukan apa-apa sih baik melahirkan normal maupun section setingkali mengalami drama seperti ini. Hal ini gak lain dan bukan karena takut nyeri, takut sakit, pokoknya takut kenapa-kenapalah. Padahal aku sendiri sudah dinasehatin suster kalo boleh ini itu, termasuk jongkok itu boleh.

Aku sendiri baru merasa begah dan tidak bisa lagi menahan BAB saat hari ke 5 pasca merlahirkan. Alhamdulillah meskipun rasanya tidak nyaman dan aku tidak diperbolehkan jongkok sama orang tua ples takut juga sih, aku sukses BAB. Tapi ternyata kesuksesan diawal tidak menjamin berikutnya. Di hari-hari setelahnya aku susah BAB, pertama karena masih takut jongkok, kedua karena memang susah.

Pernah sekali karena sudah 3 hari tidak bisa BAB aku memakan 1 buah papaya dalam sekali makan, alhasil langsung mules dan berhasil. Tapi puncaknya pas 2 minggu pasca melahirkan, sangking gak kuatnya aku menggunakan microlax sebagai obat pencahar. Aku memakai pada malam hari berharap kalim obatnya yang setengah jam bisa langsung BAB itu bisa terlaksana. Namun aku tidak bisa, baru ke esokan harinya muleeeeeesssss kebangetan, mirip kayak kontraksi mau melahirkan. Mules hilang mules hilang, sekalinya mules kayak mau pembukaan. Dan karena sudah tidak tahan aku memberanikan diri untuk jongkok untuk pertama kalinya, petuah ortu yang gak ngebolehin aku jongkok ples ngejan sampe 4 bulan akhirnya aku langgar. Aku akhirnya bisa BAB.

Saat-saat seperti ini membuatku trauma makan dan trauma ke toilet apalagi liat closet. Trauma makan karena perutku semakin begah kalau makan, terus aku harus mengunyah selembut mungkin makananku dengan harapan BAB nya gak keras alhasil aku makan sedikit dimarahi takut asupan asinya kurang, makan banyak tapi lama dan gak tuntas soalnya belum selesai makan bayi udah nangis mau nen. Dan setelah dipelajari lagi ternyata aku selalu susah BAB setelah makan sayur katuk. Yup sayur yang terkenal ampuh melancarkan ASI itu ternyata malah menghambat BAB ku.

Drama Anomali Nifas

Nah ini merupakan kelanjutan dari drama pertama dimana aku nyeri dan ada bakteri. Setelah  dicek ada penggumpalan darah di rahim yang disebabkan oleh bakteri sehingga aku tidak nifas dan merasa nyeri di jalan lahir akhirnya dokter memberiku obat “peluntur” agar darahnya keluar, dibantu juga dengan minum kalsium dan rajin menyusui untuk memunculkan kontraksi sehingga melunturkan darah yang menggumpal.

Tapi tetep loh nifasnya sedikit banget bahkan setelah obatnya habis yauda deh gak keluar lagi. Ortu khawatir dan suami juga takut kenapa napa. Eyang bikini aku jamu asem jawa dikasih garem istilahnya jamu Uyah Asem tiap hari minum itu tapi ya tetep ga nifas euy. Suami nyuruh aku buat periksa tapi ya gimana Nurani lagi rewel-rewelnya tiap malem begadang dan dikit-dikit nyusu, aku yang udah kayak Zombie udah males ke dokter.

Baru deh sebulan Nurani jadwal dia imunisasi aku sekalian periksa di dokter Yudit. Pas di USG ternyata gumpalan darahnya udah gak ada dan rahimku sudah pulih bentuknya, malahan dibilang enak loh mirna gak ngabis-ngabisin pembalut, gitu katanya. Pake bilang “wah udah siap hamil lagi ini”pas mau selesai periksa.. Alamaaaaak… Eh gak lama ya kira-kira pas 40 hari ya.. aku menstruasi soalnya sampai 7 hari. Oke well, aku subur lagi yak… Padahal biasanya yang seperti ini adalah perempuan yang melahirkan dengan section tapi aku normal mengalami hal ini. Yowes podo wae lah hahaha

Drama Begadang

Kalo ini emang udah bukan umum ya, jadwal menyusui bayi yang 2 jam sekali mau gak mau bikin kita rajin begadang, mana masih bayi susah buat bedain kapan siang kapan malem. Pernah satu kali aku dibikin gak tidur sama sekali pas malem… bener-bener gak tidur. Mata si bayi seger banget sampe pagi, pagi pun gak tidur.. itu pas banget di hari ke 29. Makanya pas hari ke 30 foto banyak yang bilang aku sudah kurusan tetep cantik dan bla bla bla.. itu makasi banget…

Gimana gak kurus wong aku gak tidur dan makannya sedikit gegara susah BAB hahaha…Kalo cantik mah itu karena ketutup sama make up… Jujur jadi ibu baru itu ya kurang tidur kurang istirahat. Mana sama ortu gak boleh tidur siang, kalaupun tidur siang harus duduk takut darah putihnya naik, pas tidur malem kakiku diiket katanya biar gak nekut takut varises. Oalala.. Indahnya drama begadang kala itu.

Drama Pisah Ranjang & Gagap Jadi Orang Tua

Ini nih yang hampir bikin aku baby blues, soalnya aku gak bisa tidur sama suami karena kamar kami di lantai 2 dan ortu gak ngebolehin aku naik turun tangga takut “kengser” katanya. Kengser adalah istilah yang sering disebut oleh orang jawa untuk menunjukkan kondisi turun peranakan/kandungan a.k.a turun bero. Haduh padahal dalam kondisi seperti ini aku butuh support suami. Dan akhirnya suami yang ngalah tidur di sofa sampai 2 bulan ini (Yup Nurani hari ini 2 bulan). Aku dibolehin naik turun tangga pas hari ke 40. Bener-bener deh aku susah mantang, mau nyamper suami di kamar atas gak bisa.

Tapi toh nyatanya aku dan suami sempet gagap jadi orang tua. Dikit-dikit berantem, yang ini itulah, terus aku juga rada stress sama aturan-aturan eyang dan bunda yang sangat amat “njawani”, gak salah sih tapi kadang kurang gimana gitu di zaman now, jadi  kadang aku nangis dan untuk menjaga kewarasanku serta menghindari baby blues ya aku curhat ke Agnes…. Dan akhirnya kalo aku stress,  pas malem bangunin suami yang tidur di sofa minta peluk huhuhu..

Yup akhirnya hari ini Nurani sudah 2 bulan, segala macem drama diatas Alhamdulillah sudah tidak terjadi lagi, ya palingan aku sama suami masih berusaha menjadi orang tua yang baik untuk Nurani. Segalanya butuh proses tapi insya Allah kami akan belajar. Wah gak sabar nanti malam tidur bertiga hahaha.

Semoga bermanfaat ya.

Wassalamualaikum.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *