ssalamualaikum readers, hai hai apa kabar?
Memasuki usia kandungan 25 week tentunya banyak informasi yang banyak aku cari terutama mengenai tumbuh kembang anak. Konsentrasi untuk menyiapkan pendidikan di 1000 hari pertama kehidupan anak memicuku untuk mengetahui apa saja sih yang bisa diajarkan kepada anak agar dia bisa mandiri walaupun masih seorang bayi.
Mandiri sejak bayi
Awalnya aku sempat ragu dan merasa sebagai calon ibu yang “tega” dengan memiliki keinginan agar anak mandiri sejak bayi. Tapi toh perkembangan dunia parenting masa kini banyak mencontohkan kemandirian anak sejak dini.
Beberapa informasi yang aku dapat menyatakan bahwa bayi 5 bulan bisa mulai dilatih untuk melakukan hal-hal sederhana pada dirinya asal orang tua mampu berkomunikasi dengan baik. Komunikasi bisa dimulai sejak bayi dalam kandungan diusia 7 bulan dimana janin sudah bisa mendengar suara-suara dari luar. Untuk menstimulasinya kita bisa mengajak ngobrol sembari mengusap perut secara perlahan. Bisa juga dengan memberikan bunyi-bunyian seperti didengarkan ayat suci Al – Qur’an atau musik klasik yang konon katanya bisa mencerdaskan anak.
Dengan mengajaknya berkomunikasi aktif mulai dari janin hingga dilahirkan maka anak akan terlatih untuk ikut berbicara, meski dengan ocehan yang terbata-bata kurang jelas, kita bisa mengajaknya mengobrol terus menerus agar perbendaharaan katanya semakin banyak sehingga dia tanggap dengan omongan orang tuanya dan sebaliknya.
Memberikan benda-benda yang ada disekelilingnya untuk melatih motorik anak agar bisa menggenggam. Hal ini artinya member contoh agar dia bisa memegang benda yang dia inginkan, sesekali menggoda dengan iming-iming untuk melihat respon apakah dia memiliki keinginan untuk meraihnya. Dengan begitu kita bisa tahu apakah dia mulai bisa mengambil sesuatu. Karena beberapa yang aku sebutkan tadi merupakan paramater kemapuan anak untuk bisa diajarkan mandiri.
Nah apa saja sih tanda-tanda bayi sudah bisa diajarkan sikap mandiri:
- Sudah mampu menciptakan bunyi-bunyian dengan lidah dan bibirnya, seperti berdecak atau bergumam.
- Sudah sanggup merespons suara atau gerak di sekitarnya, misalnya dengan tertawa atau bergumam atau bahkan sampai membalikan badannya bila melihat sesuatu yang menarik
- Berusaha meraih benda-benda yang ada di sekitarnya
- Mulai bisa memperhatikan objek yang berjarak jauh
- Mulai sanggup merespons orang di sekitarnya, misalnya saat ada orang yang tersenyum atau bercanda kepadanya.
- Mulai mengulurkan tangannya saat ibunya menawarkan untuk menggendongnya.
- Mulai muncul ekspresi senang, kecewa, marah dan lainnya
- Mulai mencoba bertepuk tangan bila ada sesuatu yang menarik perhatiannya
Kalau sudah bisa merasakan tanda-tanda bayi bisa mandiri, lantas apa sih yang bisa dilakukan sebagai orang tua :
- Saat bayi diusia 4-5 bulan dimana perubahan dari tidak berdaya menjadi berdaya, maksudnya banyak geraknya, Kita bisa mencoba agar dia bisa membalik badannya sendiri. Berikan tepuk tangan atau ciuman sebagai respons saat dia berhasil tengkurap sendiri.
- Seperti halnya tengkurap, di usia 11-12 bulan dimana bayi mulai belajar duduk sendiri atau memiliki keinginan berjalan maka biarkan dia untuk melakukannya sendiri namun tetap diawasi dan membari semangat melalui komunikasi aktif misal “ayo nak duduk sendiri, pasti bisa”
- Sesekali bisa meninggalkannya dengan berpamitan terlebih dahulu dan berpesan untuk tidak kemana-mana atau sebagainya sesuai dengan kebutuhan untuk melatih dia percaya diri dan mengerti orang tuanya. Jangan mencoba untuk menipu dan pergi tanpa pamit ada bayi karena akan membuatnya kecewa.
- Mengajaknya makan bersama, memilih makanan yang dia inginkan, dan makanlah didepan mereka agar bisa ditiru sehingga bayi lebih cepat bisa makan sendiri. Sesekali disuapin tidak apa-apa, kotor pun tidak apa-apa, sekalian dia belajar membersihkannya dengan melihat kita membersihkan makanan yang dimulut atau tangan dengan lap saat kotor.
BLW : Baby Lead Weaning adalah proses kemandirian makan pada bayi
Mungkin sudah tidak asing lagi ya dengan metode pemberian makan atau MPASI (Makanan Pendukung ASI) dengan cara BLW apalagi untuk ibu-ibu diperkotaan yang kekinian hehehe. BLW mengajarkan anak untuk ikut makan bersama dengan orang tua namun dengan tangannya sendiri. Hal ini melatih dirinya untuk mandiri dalam makan itu sendiri dan memilih makanan yang dia sukai. Dengan begitu dia tahu mana makanan yang menarik dan sesuai dengan lidahnya atau tidak. Berbeda jika disuapi maka bayi mau tidak mau harus makan dan kadang jika mereka tidak menyukainya maka akan terjadi GTM alias Gerakan Tutup Mulut.
Untuk ku sendiri metode BLW ini sebenarnya ada pro kontranya dimana dengan BLW makan makanan yang dimakan bayi harus bisa digenggam alais finger food seperti kentang rebus, wortel, labu, brokoli, dan buah-buahan lainnya yang dipotong kecil-kecil. Sedangkan bayi juga memerlukan nutrisi lain seperti lemak hewani yang bisanya dibuat menjadi bubur. Nah mau tidak mau tetap harus ada makanan yang disuapkan, atau setidaknya diajarkan untuk menggenggam sendok sediri sehingga bisa memakan jenis makanan seperti itu. Kalau inget anak kecil bisa makan sendiri pakai sendok, aku jadi keinget Daehan, Minguk, Manse di reality show The Return of Superment di TV Channel Korea sana. Salah satu yang diajarkan orang tua mereka adalah makan sendiri dengan sendok didepan mereka.
Intinya dimasa pertumbuhan bayi dengan kemampuan imitasi alias menirunya yang baik maka sebagai orang tua, aku akan memberikan contoh agar dia mengetahui cara melakukan sesuatu dan menstimulasi dia untuk ikut melakukannya. Dengan begitu kemampuannya akan meningkat, jangan lupa sisipkan kata penyemangat seperti Kamu pasti bisa nak” dan reward berupa tepuk tangan dan ciuman agar mereka senang melakukannya. Namun lagi-lagi kita harus tahu kondisi anak jangan sampai terlalu memaksakan. Perbanyak komunikasi dengan anak dan tentu kesabaran yang tiada tara hahaha.
Well, semoga rencanaku untuk bisa melatih kemandirian anak sejak bayi bisa terwujud ya, kalau ada saran atau pengalaman yang lebih baik bisa dishare ke aku. Lagipula tulisan ini juga terinspirasi dari tulisan Mak Amma di website KEB tentang Mendidik Kemandirian Anak Sejak Dini
Jika Mak Amma menjelaskan tentang kemandirian anaknya Salfa diusianya maka aku mencoba menulisnya untuk yang masih bayi hehehe, namanya juga aku masih calon ibu ye kan. Oh ya, kemandirian anak itu berbeda ditiap usianya. Perbanyak membaca dan konsultasi dengan dokter tumbuh kembang anak untuk memantau aktifitas yang kita ajarkan sesuai atau tidak.
So, mohon doanya ya untuk kandungan aku.
Dan tulisan ini merupakan #KEBloggingCollab untuk kelompok Sri Mulyani dengan tema Parenting : Kemandirian Anak.
*beberapa informasi diambil dari : http://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id
Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarraktu
[…] itu, aku dan suami juga lebih berhati-hati untuk menjaga diri terlebih ketika sudah memiliki anak. Salah satu elemen dalam pengaturan keuangan tidak hanya bagaimana mendapatkan uang dan […]